H. Amiruddin sedang melayani pembeli. Foto: Putra
Majene, mandarnews.com — Harga sembako seperti beras, minyak goreng, mentega, tepung mengalami kenaikan. Tapi kenaikan harganya tidak terlalu menonjol atau naiknya hanya sekitar Rp. 1000 saja. Kecuali gula pasir yang mengalami kenaikan harga sangat menonjol.
Seperti berita yang dimuat mandarnews.com sebelumnya tentang melonjaknya harga gula pasir. Harga gula pasir eceran di tangan pedagang merangkak naik. Harga normal gula pasir yang biasanya dijualkan para pedagang sembako di Pasar Sentral Kab. Majene, Sulawesi Barat hanya sekitar Rp. 12. 000,- perkilogramnya kini naik dan sampai Rp. 16. 000, – perkilogram.
“Semua sembako mengalami kenaikan, tapi saya rasa itu masih normal kalau disini. Karena kenaikan harga seperti beras, minyak dan mentega itu naiknya hanya sekitar seribuan. Beda dengan gula pasir, yang saat ini sudah naik sekali,” jelas H. Amiruddin (60), salah satu pedagang eceran di Pasar Sentral Kab. Majene Sulawesi Barat
Ia mengaku menjual gula pasir Rp. 16.000 perkilogram dari sebelumnya hanya Rp. 12. 000 perkilogram.
” Saya sudah 2 kali mengambil per karungnya itu Rp. 900. 000. Makanya saya sudah menjualkan Rp. 16. 000perkilogram,” jelas H. Amiruddin, di depan penjualannya Blok G No. 18. Menurutnya, H Amiruddin, sebelumnya harga patokan pemerintah sebesar Rp. 12. 500 perkilogram.
Pedagang lainnya di pasar sentral Majene, Rosdiana (31) atau Amma’ Cia juga membenarkan jika semua harga sembako mengalami kenaikan. Tapi ia juga menganggap kenaikan tersebut masih kategori normal dalam dunia pemasaran karena naiknya hanya Rp. 1000.
“Beda dengan gula pasir, naiknya itu langsung diatas normal. Bahkan sudah ada yang berani menjual Rp. 17 000,” jelasnya.
Rosdiana menjelaskan, selain gula pasir, minyak goreng juga mengalami kenaikan yang cukup menonjol. ” Jadi minyak goreng juga sempat naik sekali tetapi tidak semua merek,” pungkasnya.
Minyak goreng yang paling menonjol kenaikannya, sebut Rosdiana adalah minyak Goreng Masku. “Masku untuk 1 jergen (5 L) pasnya masih normal Rp. 53. 000 diambilkan dan dijualkan sekitar Rp. 54. 000. Tapi kemarin sekitar 2 minggu yang lalu itu sudah tembus Rp. 77. 000 per jergen. Makanya kayak jarang-jarang mi dilihat sekarang karena naik sekali harganya,” tutupnya.
Pedagang-pedagang ini mengaku tidak tahu jelas mengapa ada sembako yang naik menonjol ada juga yang naik normal. Tapi yang pasti, kata mereka, kenaikan harga di pasar menaik karena harga di tingkat agen juga naik.
Lain halnya sembako jenis telur, harganya justru fluktuatif. Di Februari, harga telur sekitar Rp40.000,- perrak. Lalu pernah naik menjadi Rp47.000. Tapi kemudian turun lagi dan naik lagi.
“Jadi pas bulan Februari itu, diambilkan biasa 40 dijualkan 42 – 43 ribu. Dan pernah naik karena ada isu Korona tapi turun lagi. Tetapi sekarang harga satu raknya itu sudah naik lagi mencapai Rp. 48. 000,” ungkap pedagang telur di Pasar Sentral Majene asal Campalagian, Muliadi Rasyad. (putra)