Ansar, Sekretaris Umum Hipermata
Mamuju, mandarnews.com – Pemkab Mamuju berencana mendirikan tower yang diberi nama Manakarra Tower. Pemdirian tower ini akan menelan anggaran sebesar Rp 30 miliar.
“Dengan adanya Manakarra Tower ini, kita bisa melihat sekeliling Kota Mamuju tanpa harus naik ke gunung (Puncak Anjoro Pitu). Kita siapkan anggaran Rp30 miliar dan akan dikerjakan secara bertahap selama dua tahun,” kata Bupati Mamuju, Habsi Wahid, pada Rapat Paripurna DPRD Mamuju dalam rangka HUT Mamuju ke-479 Tahun, Minggu (14/07/19) lalu.
Rencana pembangunan Manakarra Tower tersebut mendapat respon dari dari HIPERMATA (Himpunan Pelajar Mahasiswa Tappalang). Melalui sekretaris umumnya, Ansar, HIPERMATA menilai sebagai pemborosan dan belum bisa dimasukkan sebagai hal yang prioritas.
Seharusnya, kata Ansar, Pemerintah Kabupaten Mamuju lebih mendahulukan aspek pendidikan dan kesehatan. Belum lagi, sambungnya, infrastruktur jalan yang belum merata terutama di daerah Tappalang, Bonehau, dan kalumpang.
“Salah satunya masalah adalah peningkatan kualitas pendidikan yang masih kurang di daerah-daerah terpencil, itu kurang dari perhatian dan kontroling Pemerintah,” kata Ansar.
Menurutnya, yang lebih prioritas adalah pembangunan infrastruktur di beberapa kecamatan di Kabupaten Mamuju yang dianggap masih terisolasi dan sangat terbelakang.
“Salah satu contoh daerah yang paling sangat terbelakang dari infrastruktur adalah Desa Bela’ dan Desa Kopeang yang tepatnya di Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju ini,” sebut Ansar kepada Mandar News.
Mahasiswa Sosial Politik ini menegaskan, pengalokasian anggaran Rp30 Milliar untuk Manakarra Tower itu adalah salah satu kekeliruan pemerintah. Alasannya, Pemkab seharusnya bisa mengalokasikan anggaran kepada hal yang lebih prioritas dengan melihat aspek sosial dan dorongan peningkatan kesejahteraan rakyat Kabupaten Mamuju.
“Untuk aspek bangunan (Tower Manakarra), demikian itu adalah icon kota,” tandasnya.
Repoter : Sugiarto