
Kelompok “Indonesai Belajar” Bersihkan sampah di Pantai Barane. Sumber foto : Rudi Idris
Majene, MANDARNEWS.COM – Sampah masih menjadi persoalan krusial di daerah ini. Padahal program penanganan sampah telah banyak menelan anggaran seperti pembautan TPA di Padza-Padzang dengan sistim penghancur menggunakan zat kimia. Belum lagi anggaran Pemerintah daerah yang terserap untuk pengadaan armada. Ada juga namanya TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Sistim Reuse, Reduce, dan Recycle). Belum juga bisa menyelesaikan persoalan sampah.
Persoalan sampah rupanya menimbulkan perhatian sekelompok gabungan pemuda menamakan diri “Indonesia Belajar”. Kelompok pemuda dan mahasiswa ini telah beberapa hari terlihat melakukan pungut sampah, seperti di daerah Dato’, Talumung dan Lino Maloga.

Padi tadi, kelompok yang dipimpin Rudi Idris ini menyisir pantai Barane. Mereka memungut sampah di pantai lalu dikeringkan untuk selanjutnya dimasukkan ke tong-tong sampah yang tersedia di sana.
“Benar pak, kami turun sejak pukul 04.00 lewat untuk memungut sampah di Pantai Barane,” aku Rudi Idris via telpon kepada Mandar News.
Indonesia Belajar terbentuk dari kesamaan pemikiran akan kesadaran terhadap peduli sampah. Kelompok ini mendedikasikan diri untuk menjaga lingkunngan tetap terjaga dari sampah yang berserakan. Menurut mereka, pemuda maupun seluruh elemen masyarakat harus memperlihatkan kepeduliannya terhadap kebersihan.
Anggota kelompok ini terdiri dari para mahasiswa yang kuliah di Majene yang berasal dari berbagai kabupaten di Sulawesi dan para pemuda yang berasal dari warga yang bermukim di sekitar sekretariat Indonesia Belajar di BTN Pullaewa.
Selain kelompok ini, warga binaan Rutan Kelas II Majene juga memperlihatkan kepeduliaannya dengan membersihkan wilayah sekitar Rutan dari sampah, termasuk membersihkan sungai Binanga yang membentang di depan Rutan. Kini sungai tersebut terlihat bersih dari sampah.(rizaldy)