Ia menerangkan, program ini juga akan melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sebab, program ini tidak hanya untuk madrasah, tapi juga sekolah.
“UAE dipilih karena sudah memiliki best practice penerapan digital education yang efektif dan efisien. Penerapan digital di UAE terbukti dapat mengefisienkan biaya-biaya operasional pendidikan untuk program yang berorientasi pada mutu SDM. Kita ingin mencoba menerapkan hal tersebut di madrasah,” ucap Menag.
Ia berharap, fase pertama kerjasama ini bisa berlangsung pada tahun 2020–2022 untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Arab.
“Targetnya adalah 100.000-300.000 siswa, kelas 7, 8, 9. Pada tahap ini akan dibangun pengembangan a big data control center platform,” tutur Menag.
Untuk fase kedua, tambahnya, akan dilakukan pengembangan program untuk mata pelajaran lainnya. Sasaran program bertambah dari kelas 7 sampai 12.
“Tahap ketiga, akan dilakukan perluasan mata pelajaran dan kelas mulai dari TK/RA sampai Kelas 12,” tutup Menag. (rilis Kemenag)
Editor: Ilma Amelia