“Dana yang bergulir di masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat ini mencapai Rp 22,87 trilyun. Jika program-program tersebut dikaitkan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), maka sumbangsih dunia usaha untuk menjawab tujuan SDGs tahun ini tercatat Rp 50,32 trilyun atau naik 30,10 % dibanding tahun sebelumnya,” kata Menteri LHK.
Pada tahun 2019, lanjutnya, juga mulai diterapkan teknologi informasi dalam proses penilaian PROPER.
“Inovasi SIMPEL (Sistem Pelaporan Elektronik Lingkungan Hidup) telah menggantikan proses pengumpulan, analisa data, dan penyusunan hasil evaluasi peringkat perusahaan yang sebelumnya dilakukan secara manual sekarang dilakukan secara elektronik,” sebut Menteri LHK.
Ia menerangkan, SIMPEL juga memudahkan dalam pengelolaan data. Dari 3.945 perusahaan yang aktif menyampaikan laporan, jumlah emisi yang dapat dikendalikan dilaporkan sebesar 579.107,34 ton SO2, 392.000,8 ton partikulat, dan 1.370.892,7 ton NO2.
“Sedangkan limbah cair sebesar 414.886,62 ton BOD, 863.774,4 ton COD, 125.474,72 TSS, 150.644,06 ton minyak dan lemak, serta 1.645,58 ton amoniak,” ucap Menteri LHK.
Sementara itu, tambahnya, jumlah limbah B3 yang dihasilkan mencapai 64.794.326,66 ton, 60,2 % sudah dikelola dengan baik dan 30,8 % masih tersimpan di Tempat Pembuangan Sementara. (rilis Kemen LHK)
Editor: Ilma Amelia