
(Dari kiri ke kanan) Suparman Sopu, Tammalele, Kadis Pariwisata Sulbar Farid Wajdi, dan Ahmad Albar selaku moderator dalam Workshop Penulisan Puisi
Majene, mandarnews.com – Sastra memiliki peranan yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Sastra menjadi dokumen sejarah sekaligus sebagai monumen kehidupan. Hal tersebut disampaikan oleh Tammalele selaku pemateri dalam workshop penulisan puisi yang diselenggarakan di Aula Tappalang Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Barat yang beralamat di Rangas Kecamatan Banggae Kabupaten Majene, Selasa (25/12/2018).
Workshop Penulisan Puisi ini merupakan salah satu agenda yang dilaksanakan dalam Pra Mandar Writers and Culture Forum (MWCF) yang berlangsung selama dua hari (24-25/12/2018).
Diikuti oleh anggota komunitas literasi se-Sulawesi Barat, penulis dari Sulawesi Barat Suparman Sopu dan tokoh yang telah malang melintang dalam dunia kata-kata Sulawesi Barat Tammalele didaulat menjadi pembicara.
“Pertemuan hari ini adalah motivasi agar kita terus menulis karena sastra memiliki kedalaman makna sedangkan kalimat memiliki kedalaman arti,” ujar Tammalele.
Melalui kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa A’ba Lele ini berpesan agar jangan berhenti menulis dan jangan memandang karya yang dihasilkan dalam perspektif benar atau salah.
Penulisan buku “Merekam Hidup Laika Tappalaus” Suparman Sopu mengatakan, menulis adalah sebuah kesadaran pribadi yang timbul dalam diri manusia.
“Inilah sebenarnya inti kemanusiaan. Kita yang dipilih oleh Allah, diberikan wahyu untuk menulis. Kita tidak usah tergantung kepada siapa-siapa untuk berkarya, ada Allah yang lebih tinggi yang bisa menilai karya kita,” jelas Suparman Sopu.
Suparman Sopu mengajak peserta untuk terus menulis dalam bentuk apapun. Menerima pengalaman pahit yang diterima saat berproses karena yang utama adalah prosesnya sebab tidak ada sesuatu yang instan.
Turut hadir dalam workshop penulisan puisi tersebut, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat, Farid Wajdi.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini. Saya sendiri bukan penulis tapi saya pernah menulis. Jangan pernah berhenti belajar dan jangan ragu untuk bertanya kepada orang-orang yang ahli,” pesan Kadis Farid Wajdi.
Selain Workshop Penulisan Puisi, digelar pula Workshop Penulisan Cerpen dan Esai dengan menghadirkan penulis Sulawesi Barat seperti Adi Arwan Alimin dan Mira Pasolong.
Reporter : Ilma Amelia