
Nurdiah dengan latar belakang rumah barunya yang tengah dibangun
Majene, mandarnews.com – Setelah tinggal selama empat tahun lebih di rumah reotnya, Nurdiah (60), warga Lingkungan Camba, Majene, mendapat bantuan berupa rumah baru gratis.
Bukan dari pemerintah setempat, Nurdiah justru mendapat bantuan dari salah seorang warga Matakali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) yang bernama Zulfikar (33), atau yang biasa disebut Ustadz Zulfikar.
Selain kesehariannya dipenuhi dengan membantu mengantarkan donasi bagi orang yang membutuhkan, Ustadz Zulfikar juga bekerja sebagai pedagang.
“Sebenarnya kami sudah lama kenal beliau (Nurdiah), kurang lebih 1 tahun. Selama ini, setiap bulannya kami memberikan donasi seadanya, seperti beras, pakaian, dan lain-lain. Setidaknya mampu meringankan beban hidupnya, sekaligus digunakan modal dalam usaha kecil-kecilan,” ucap Ustadz Zulfikar saat ditemui di kediaman baru Nurdiah, Jumat (24/1/2020).
Selama ini, ia juga sering memposting kehidupan Nurdiah di media sosial dan ingin melihat sejauh mana kepedulian dari warga setempat, khususnya Majene, namun masih sangat kurang dan tidak ada yang mau bergerak.
“Kami belum membedah rumah Nurdiah karena kami selama ini ingin melihat kepedulian warga setempat dan tetangganya. Namun, bukannya ada yang membantu memperbaiki justru makin hari rumahnya makin hancur. Makanya akhirnya kami membantu,” kata Ustadz Zulfikar.
Sebenarnya, lanjutnya, masih banyak warga yang ingin dibantu dan ingin dibedah rumahnya. Namun, ia memilih Nurdiah karena kebaikan hatinya.
“Meskipun sebenarnya tidak mampu, tetapi beliau selalu berusaha memberikan kami hidangan setiap kali kami berkunjung ke rumahnya, orangnya pun baik. Hal itulah yang membuat kami tersentuh dan ingin membantunya. Itu juga yang menjadi alasan kami selalu turun ke lapangan untuk membantu orang-orang yang memang butuh bantuan karena kami merasa teriris melihat orang-orang yang memerlukan bantuan,” ujar Ustadz Zulfikar.
Ia menjelaskan, dana yang digunakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan berasal dari dana pribadinya dan dana para donatur.
“Tetapi lebih banyak dana donatur karena dari Papua biasa ada yang mengirim, bahkan Arab Saudi. Sedangkan untuk donatur yang dekat-dekat saya jemput setiap Kamis. Nanti ada yang kita lihat orang yang memang membutuhkan baru kita usahakan lagi, seperti dana untuk Nurdiah itu hanya satu hari saja,” sebut Ustadz Zulfikar.
Saat ini, rumah Nurdiah telah berdiri. Berbeda dengan rumah sebelumnya, rumah Nurdiah pindah lokasi sekitar kurang lebih 50 meter dari rumah sebelumnya, karena tanah pada rumah sebelumnya bukan miliknya. Sedangkan rumah barunya saat ini berada di atas tanah suaminya yang telah wafat.
Sampai saat ini, tutur Ustadz Zulfikar, dana yang dikeluarkan untuk membangun rumah Nurdiah sudah mencapai Rp 13 juta. 8 juta untuk membeli bahan seperti tiang, balok, dan lain-lain, Rp 3 juta untuk upah tukang kayu, dan Rp 2 juta untuk biaya memberi makan tukang.