Logo Badan POM. Sumber foto: pom.go.id
Jakarta – Mother of Spices, julukan bagi Indonesia, negara paling dominan se-Asia Tenggara dengan kepemilikan 275 spesies rempah dari 400-500 spesies di dunia berdasarkan data Negeri Rempah Foundation.
Data Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2016 juga menyatakan Indonesia sebagai negara penghasil rempah ke-empat terbesar di dunia dengan total produksi 113.649 ton dan total ekspor mencapai USD 652,3 juta.
Kekayaan ragam rempah ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan dan memanfaatkan rempah-rempahnya bagi kemandirian dan daya saing bangsa.
Ragam pemanfaatan rempah nusantara kini semakin berkembang seiring kemajuan teknologi dan upaya hilirisasi penelitian.
Rempah tidak hanya digunakan sebagai bumbu masak, minuman kesehatan, dan kecantikan saja, namun sudah merambah ke berbagai komoditas lain.
Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan di Jakarta, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) RI, Penny K. Lukito menyampaikan, jamu, obat herbal berstandar, dan fitofarmaka merupakan salah satu transformasi pemanfaatan rempah dalam komoditas obat tradisional modern.
“Tak hanya itu, rempah juga merambat pada pangan olahan dan kosmetik modern yang dapat memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia,” ujar Penny, Jumat (10/1/2020).
Penny menjelaskan, seiring dengan ragam pemanfaatan rempah, berbagai terobosan dilakukan pihaknya dalam mendampingi dan mendukung potensi rempah nusantara untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing industri dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).