Pendidikan pemilu bagi pemilih pemula di Aula STIKES Bina Bangsa Majene.
Majene, mandarnews.com – Tantangan pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 adalah potensi masih munculnya penyebaran hoaks, ujaran kebencian, politik uang, serta politisasi identitas.
Para pemilih, khususnya generasi muda diharapkan menjadi pemilih cerdas, menjadi garda utama mencegah, melawan hoaks, dan politisasi identitas suku, agama, e, dan antar golongan (SARA).
Hal tersebut menjadi isu utama dalam kegiatan pendidikan pemilih untuk generasi muda yang digelar Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Majene.
Hadir sebagai pemateri, Koordinator Divisi Hukum dan Pengawasan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Farhanuddin, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulbar Supriadi Narno, serta anggota KPU Majene Munawir Ridwan.
Ketua GMKI Majene Amos menyatakan, acara tersebut digelar melihat pentingnya peranan generasi muda dalam menyukseskan Pemilu 2024 dan Pilkada serentak 2024.
“Generasi muda sebagai pemilih pemula atau pemilih muda memiliki posisi strategis, GMKI Majene terus mendorong agar pemilih muda menjadi pemilih cerdas,” kata Amos, Rabu (31/8).
Puluhan mahasiswa hadir dalam acara yang berlangsung di aula Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Bangsa Majene tersebut. Selain pengurus dan anggota GMKI, para peserta juga berasal dari mahasiswa Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) dan STIKES Bina Bangsa Majene.
Dalam pemaparannya, Farhanuddin menyampaikan, jumlah pemilih muda atau generasi millenial di Pemilu 2024 mendatang akan sangat besar.
“Pemilih muda itu sudah akrab dengan dunia digital, dengan media sosial. Adik-adikku semua adalah generasi terdidik sehingga kita optimis pemilih muda akan menjadi pemilih cerdas,” kata Farhan yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (Fisip) Unsulbar non aktif.
Supriadi Narno dan Munawir juga memberikan penekanan yang sama. Mereka meminta agar mahasiswa sebagai generasi terdidik menjadi inspirasi di tengah masyarakat untuk melawan penyebaran hoaks, politik uang, serta politisasi identitas.
Mahasiswa diminta menyaring setiap informasi yang diterima sebelum di-share, memilah informasi dan berita yang diterima. (Mutawakkir /rls)
Editor: Ilma Amelia