Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olahraga Dinas Kesehatan Majene, Nahriah
Majene, mandarnews.com – Stunting adalah masalah gizi kronis pada bayi lima tahun (balita) yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Hj. Wirdaningsih, SKM, stunting di Majene diupayakan ditangani dengan berintegritas.
“Bappeda selaku koordinator, apa yang menjadi tupoksi setiap OPD dalam penanganan stunting, termasuk Dinas Kesehatan, itu telah diatur,” sebut Hj. Wirdaningsih, Jumat (24/1/2020).
Hj. Wirdaningsih menjelaskan, ada dua yang menjadi indikator yang memengaruhi stunting, yakni indikator sensitif dan spesifik.
“Indikator sensitif itu adalah ranahnya Dinas Kesehatan, sedangkan indikator spesifik di luar dari Dinas Kesehatan,” ujar Hj. Wirdaningsih.
Tingkat keberhasilan pencegahan stunting, lanjutnya, untuk indikator sensitif hanya berkisar 30%, sedangkan tingkat keberhasilan pencegahan stunting untuk indikator spesifik 70%.
“Lebih tinggi atau lebih dominan dipengaruhi oleh indikator spesifik,” kata Hj. Wirdaningsih.
Sementara itu, Nahriah, SKM selaku Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olahraga Dinas Kesehatan Majene menuturkan, indikator spesifik antara lain penyediaan sarana air bersih, penyediaan dan penggunaan jamban keluarga, saluran pembuangan yang bersih, ketersediaan pangan dan perbaikan sarana sanitasi, serta lain sebagainya.
“Indikator sensitif yang ranahnya Dinas Kesehatan adalah pendidikan gizi, sosialisasi kesehatan, dan lain sebagainya,” ucap Nahriah.
Stunting, tambahnya, sangat dipengaruhi oleh kondisi sanitasi lingkungan atau faktor indikator spesifik.