Fitriani dan Zainal, istri dan Ibu Kandung Samsul, Korban Perompak Di Perairan Sampoerna, Malaysia.
Sendana – Ba’da Isya nanti keluarga Samsul Saguni (39) warga Dusun Naungkaluku Desa Lalatedong, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat (Sul-Bar) korban Perompak di perairan Sampoerna, Malaysia akan mengadakan yasinan untuk Samsul. Yasinan ini sekaligus mendoakan agar selamat dari segala marabahaya. Sampai saat ini, keluarga Samsul belum mengetahui keberadaannya kapten kapal Dwipa 1 itu.
Seperti disampaikan istri Samsul, Fitriani (28), malam Jum’at, tepatnya ba’da Isya akan Melakukan yasinan untuk suaminya.
“Yasinan ini sudah kali kedua dilaksanakan, malam Jum’at yang lalu sudah diadakan, dan tepat hari ini 10 muharram, 10 hari juga suami saya dinyatakan hilang ” tutur Fitriani saat di temui di rumah mertuanya di Naukkaluku, siang tadi, Kamis (20/09)
Menurut Fitriani. suaminya diketahui dirompak, dari sosial media, faceebook. pada Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 Wita. ada salah satu akun facebook yang diyakini milik salah satu awak kapal penangkap ikan, Dwijaya 1. Status fb iu menandai akun faceebook beberapa rekan-rekan di kapal yang di nahkodai Kapten Kapal Samsul dan Asisten Kapten kapal serta 13 awak kapal lainnya.
Tertulis di wall fb, Samsul dan Asisten kapal Usman Yusuf alias Hamdan yang juga diketahui warga Desa Tallu Banua, telah diculik.
Dikuatkan lagi pengakuan salah satu awak kapal Dwijaya 1 yang menyatakan, Samsul diculik oleh orang bersenjata, diperkirakan mengendarai dua motorboat, dan tiba-tiba muncul dua orang dari arah belakang dan depan dengan senjata api di tangan.
“Saya awalnya tidak percaya bahwa suami saya diculik, karena pada malam Selasa sekitar jam 9 saya sempat berbicara dengan suami saya, dan hanya berselang beberapa jam tepatnya pukul 02.00 dini hari saya melihat salah satu akun faceebook salah satu awak kapal Dwijaya 1, bahwa Tekong (Kapten Kapal) dan Seken (Asisten Kapten Kapal) Dwijaya 1, diculik, namun setelah mendengar langsung dari rekan satu kapal suami saya, melalui sambungan handpone (saat Polairut Mamuju menelpon ke salah satu rekan Samsul) baru saya percaya,” jelas Fitri
Fitirani menambahkan, berdasarkan informasi juga dari rekan satu kapal Samsul, kejadian tersebut terjadi pada saat mati lampu dan penghuni kapal Dwijaya 1 hanya berjumlah 4 orang, karena 11 awak kapal lainnya sedang membawa ikan hasil tangkapan ke pelabuhan untuk ditimbang. Awak kapal itu menggunakan perahu kecil.i
“Tiba-tiba lampu kapal Dwijaya 1 padam, keempat penghuni kapal curiga, muncullah perompak bersenjata menculik suami saya dan asisten kapal, sedangkan dua awak yang lain selamat karena berhasil sembunyi. Paspor serta surat-surat lainnya juga turut diambil oleh Perompak bersenjata,” Fitriani menuturkan informasi yang diterimanya.
Salah satu rekan dari 4 awak kapal yang selamat, imbuh Fitriani, menyebut bahwa para perompak tersebut menggunakan bahasa suku Suluk, dimana di sekitaran perairan Sampoerna, kebanyakan suku Suluk.
Reporter : Haslan