Mamuju, mandarnews.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, telah menyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan lokal protein tinggi pada kader posyandu yang tersebat disejumlah kecamatan se Kabupaten Mamuju.
PMT merupakan makanan tambahan yang diberikan di luar makanan rutin penerima manfaat. Program tersebut menyasar balita dengan tiga kategori, yakni gizi kurang, berat badan tidak naik, dan berat badan kurang. Selain balita, juga menyasar ibu hamil Kurang Energi Kronis atau KEK.
Makanan tambahan itu diberikan untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting dan wasting pada balita serta ibu hamil KEK di Kabupaten Mamuju.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dewi Sundari, saat ini telah ada 18 puskesmas di Kabupaten Mamuju yang sudah membuka dapur dan mulai melayani pemberian PMT.
Lima puskesmas lainnya masih dalam tahap persiapan. Masing-masing Puskesmas Botteng, Salissingan, Ranga-Rangam, Keang, dan Puskesmas Karama. Namun, pekan ini kelima puskesmas tersebut juga mulai beroperasi.
“Dari 23 puskesmas, 18 sudah buka dapur dan melayani PMT. Lima puskesmas masih persiapan. Melalui PMT, kita melakukan pencegahan dini terhadap terjadinya peningkatan prevalensi sunting,” ujar Kabid Kesmas, Dinkes Mamuju, Dewi Sundari, Kamis (14/9/2023).
Dewi menjelaskan, makanan yang diberikan mengandung protein tinggi hewani dan nabati. Dapat berupa ikan, daging ayam, telur, tahu, tempe, hingga bahan pangan lainnya. Selain itu, ada pula sayur dan buah-buahan. Bahan pangan tersebut disesuaikan dengan wilayah sasaran.
Selama 90 hari, balita dan ibu hamil akan menerima makanan tambahan. Tenaga Pelaksana Gizi atau TPG di setiap puskesmas akan mendampingi tim untuk memastikan makanan yang disajikan sesuai dengan kebutuhan asupan gizi penerima.
“Menu dan komposisi makanan yang disajikan bervariasi. Dalam seminggu, enam hari itu kudapan. Bisa berupa kue, sup atau jenis makanan lain yang kaya gizi. Satu harinya makanan lengkap, makanan berat,” terangnya.
Memastikan keberhasilan program, Dinkes Mamuju juga akan melakukan monitoring dan evaluasi secara periodik. Mulai dari catatan dan laporan secara berjenjang dan berkesinambungan terhadap data sasaran dan progres kegiatan.
Dari data itu, Dinkes Mamuju akan menyusun kebijakan baru jika terdapat perkembangan terkini dalam program tersebut.
“Misalnya dari gizi balita atau ibu hamil yang diberikan PMT sudah membaik, maka kita akan mencari sasaran baru. Sebaliknya, jika ada yang belum selama 90 hari itu, kita akan laporkan untuk mencari solusi,” tandas Dewi.