Majene, mandarnews.com – Sebanyak 4.918 dosis vaksin Comirnaty atau Pfizer telah kedaluwarsa pada tanggal 29 November 2021. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Majene pun telah melakukan penarikan sejumlah vaksin yang telah kedaluwarsa.
Kepala Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) Dinkes Majene Nur Ekawati menyampaikan, adanya sejumlah vaksin Pfizer yang kedaluwarsa bukan tanpa sebab.
Ekawati menjelaskan, salah satu hal utama yang menjadi penyebab terjadinya Pfizer kedaluwarsa adalah karena membutuhkan perlakuan khusus.
Pfizer harus disimpan pada lemari penyimpanan yang bersuhu minus 70 derajat. Sementara lemari penyimpanan yang ada di IFK hanya berada di minus 20 derajat.
“Vaksin yang ada hanya dapat tersimpan selama 2 minggu di lemari penyimpanan yang minus 20 derajat. Sementara untuk di regenerator minus 2-8Â derajat hanya sekitar 31 hari. Makanya, kami memerlukan lemari penyimpanan dengan minus 70 derajat,” ungkap Ekawati, Selasa (30/11) saat ditemui di IFK.
Apalagi, beberapa minggu lalu Majene, dalam hal ini Dinkes menerima vaksin Pfizer dengan jumlah yang cukup banyak, yaitu 21.060 dosis dan telah digunakan sebanyak 15.000 dosis, sisanya itulah yang kedaluwarsa.
“Belum lagi secara bersamaan waktu itu kami juga menerima vaksin Sinovac dan Astra Zeneca dalam jumlah banyak,” sambung Ekawati.
Sementara, kata Ekawati, peminat Pfizer saat ini di masyarakat belum banyak dan lebih dominan memilih Sinovac.
“Padahal Pfizer juga tidak kalah bagus dengan Sinovac,” lanjut Ekawati.
Pihaknya pun telah melakukan penarikan di semua Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada untuk vaksin Pfizer yang sudah kedaluwarsa.Â
“Kami telah mendapatkan vaksin baru dan telah didistribusikan dengan harapan vaksin tetap dipakai dan dapat memenuhi kebutuhan dosis dua,” tutup Ekawati.
(Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia