
Infografis yang diterbitkan oleh BPS Polewali Mandar. (Sumber: Allstats BPS).
Polewali Mandar, mandarnews.com – Berdasarkan infografis yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Polewali Mandar, sebanyak 42,73% wanita menikah di bawah umur 19 tahun.
Hal ini tentunya tidak sesuai dengan Undang-undang (UU) Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang mengatur jika usia minimal wanita menikah di Indonesia adalah 19 tahun.
Dari data BPS yang dikelola oleh Goodstats.id, persentase wanita berusia 10 tahun ke atas di Indonesia yang pernah menikah menurut usia pernikahan pertama pada 2024 adalah 8,16%, sedangkan wanita yang berusia 16-18 tahun sebanyak 25,08%.
Menurut Kepala Dinas (Kadis) Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Polewali Mandar, Sriharni, salah satu faktor utama yang memicu tingginya angka pernikahan dini oleh wanita adalah ekonomi.
“Faktor ekonomi, kemiskinan. Intinya, mau sekolah tapi tidak punya. Selain itu, wanita tinggal di dalam desa yang terpencil. Rata-rata (kasusnya di) wilayah terpencil,” ujar Sriharni melalui Whatsapp, Selasa (8/7/2025).
Sriharni menyampaikan, kasus pernikahan dini oleh wanita di tahun kemarin ditemukan di Kecamatan Matangnga, Tutar, dan Campalagian, terutama di pesisir.
“Nanti dicek lagi ke desa, kita harus menyusuri wilayah tersebut,” kata Sriharni.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah angka tersebut naik kian tinggi, tambah Sriharni, adalah menggalakkan kegiatan yang membutuhkan kreativitas.
“Harus dibuatkan kelompok-kelompok kerja agar ada pengalihan kegiatan atau aktivitas di keseharian,” ucap Sriharni.
Dikutip dari halodoc.com, risiko pernikahan dini mencakup:
a. Rentannya putus sekolah;
b. Kemiskinan;
c. Meningkatkan peluang penularan penyakit seksual;
d. Rentan terjadi kekerasan dalam rumah tangga;
e. Keguguran rentan terjadi;
f. Meningkatkan risiko kematian pada ibu muda dan bayi;
g. Rentan terjadi perceraian;
h. Risiko stunting pada bayi yang dikandung ibu muda; dan
i. Meningkatkan risiko depresi, trauma, dan stres pada pasangan. (ilm)