
Mamuju, mandarnews.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mengalokasikan dana APBD Provinsi untuk perbaikan ruas jalan Bonehau – Kalumpang. Hal ini disampaikan kepala BAPEDA Prov. Sulbar kepada awak media ini, di Jalan Pattana Endeng Komp. Subernur Sulbar Rabu (10/04) pkl. 11.00 wita.
Ketua Bapeda Sulbar, Junda Maulana menegaskan, ruas jalan provinsi yang jadi salah satu prioritas Pemprov di 2019 adalah jalan Bonehau – Kalumpang.
“Salah satu prioritas pengerjaan jalan dan jembatan tahun 2019 adalah Bonehau – Kalumpang. Untuk tahap awal kita suntikan APBD Sulbar Rp7 milyar, selanjutnya kita akan berusaha untuk meminta bantuan pusat dengan menjadikan jalan Bonehau Kalumpang jalan strategis nasional,” ungkap Junda Maulana.
Junda maulana juga mengatakan, alokasi anggaran yang dimiliki pemprov tidak cukup bila hanya mengandalkan APBD dikarenakan untuk mengerjakan total dari jalan berbasis provinsi memerlukan anggaran sebesar Rp.900 Milyar untuk selesai 100%
“Untuk mengerjakan 100 % jalan berbasis provinsi itu Rp. 900 milyar , nah kalau APBD kita itu tidak cukup,” urainya.
Sementara kepala dinas PU Sulbar, Muh. Aksan, mengatakan bahwa untuk saat ini ruas jalan Bonehau dalam tahap pelelangan, sehingga berharap bahwa bulan April ini sudah memiliki pemenang untuk dikerjakan secepatnya
“Kita sedang mencermati dan sudah dalam tahap perencanaan, semoga April ini sudah ada pemenang tendernya,” kata Muh. Aksan.
Ketua Komisi 3 DPRD Prov. Sulbar Bidang Pembangunan, Yahuda Saleppang juga membenarkan pengerjaan ruas jalan Bonehau sudah dianggarkan tahun 2019 melalui rancangan APBD Sulbar 2019.
“Untuk tahun 2019, jalan Bonehau sudah kita bahas bersama eksekutif, dan kita sudah anggarkan. Untuk selanjutnya kita akan usahakan untuk dinaikkan status jalannya ke nasional, sehingga pusat bisa membantu kita menyelesaikan pengerjaannya,” terang Yahuda.
Untuk ruas jalan Bonehau – Kalumpang, yang terbentang mulai dari Salubatu sampai Kalumpang hanya berjarak 40 kilometer. Tapi akses jalan yang rusak parah mengakibatkan harus menempuh waktu 4- 5 jam untuk melintasinya.
Kesulitan akses karena rusak diperparah dengan 16 anak sungai di sepanjang jalur Salubatu – Kalumpang yang memotong jalan. Ketika musim penghujan, pengendara sering bermalam untuk menunggu surutnya sungai yang banjir.
Tentu hal ini sudah sangat lama dirasakan oleh penduduk di salah satu kecamatan tertua di kabupaten Mamuju ini.
“Kami dari kecil sudah sangat menderita melalui jalan ini, kalau hujan itu tidak bisa dilewati. Akses kami sangat susah bahkan biaya tranportasi kami sangat tinggi,” ungkap Masdar salah satu warga bonehau.
Sementara menurut warga lainnya, akses jalan ini membuat mereka sulit mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan gratis, dikarenakan tenaga pendidik dan medis tidak betah untuk tinggal.
“Kalau kami rasakan itu terisolasi, karena tenaga pendidik dan medis itu sering kali tidak ada yang tinggal di daerah kami karena alasan akses jalan yang sangat rusak,” tutur Ivan warga Kalumpang.(Sugiarto)