Ratusan jamaah haji Majene mengikuti manasik haji akhir tingkat kabupaten, Rabu (17/5), di BPMP Sulbar.
Majene, mandarnews.com – Pencanangan “Haji Ramah Lansia” untuk penyelenggaraan ibadah haji 2023 oleh Kementerian Agama (Kemenag) memunculkan tantangan tersendiri bagi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
Setelah adanya pembatasan keberangkatan calon jamaah haji yang maksimal berumur 65 tahun pada tahun 2022, maka pada tahun 2023 ini calon jamaah yang berusia di atas 65 tahun diberangkatkan.
Khusus di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), sebanyak 71 jemaah haji kategori lanjut usia (lansia) bakal diberangkatkan tahun ini bersama dengan 168 jemaah haji lainnya. Total keseluruhan jamaah haji Majene yang bakal berangkat adalah 239 orang.
Jamaah haji Majene masuk ke dalam kelompok terbang (kloter) 18 bersama dengan jamaah dari daerah lain dengan total sebanyak 388 orang ditambah dengan perangkat kloter sebanyak 5 orang.
Kepala Kantor Kemenag Majene Mustapa Tangngali menyampaikan, nantinya jamaah haji lansia akan diberikan perlakuan khusus sehingga pelaksanaan ibadah hajinya dapat berjalan dengan baik.
“Kami melakukan edukasi kepada regu, rombongan, petugas kloter, agar kiranya orang-orang tua kita yang sudah lansia (jamaah haji) diberikan tempat yang tidak menyulitkan,” jelas Mustapa saat manasik haji terakhir tingkat kabupaten, Rabu (17/5), di Balai Penjamin Mutu Pendidikan Sulbar.
Selain itu, lanjut Mustapa, terkait pelaksanaan ibadah, para jamaah haji lansia juga diberikan edukasi bahwasanya satu kali salat di tanah haram (wilayah Makkah dan Madinah), sama halnya salat seratus ribu kali di masjid lain.
“Makanya kita edukasi kepada jamaah lansia bahwasanya meskipun kita di hotel salat tapi statusnya masih status tanah haram. Jadi, bukan hanya kesehatan yang kami sampaikan kepada lansia ini, tapi juga yang rukun dan wajib haji,” ujar Mustapa.
Sementara itu, dr. Angkutikning selaku dokter kloter 18 menambahkan jika regu dari tiap-tiap jamaah telah disampaikan untuk membantu jamaah haji lansia atau yang berisiko tinggi (risti) supaya mengurangi bebannya.
“Kami juga mengimbau agar menyiapkan alat pelindung diri, mulai dari atas sampai bawah seperti payung, topi, kacamata, masker, dan alas kaki serta senantiasa meminum air sesuai anjuran yang telah disampaikan agar tidak dehidrasi mengingat cuaca di sana sangat panas seperti hal minum itu setiap jam, kurang lebih 200 cc air,” jelas dr. Angkutikning.
Ia juga mengimbau agar jamaah haji, utamanya lansia tidak melakukan kegiatan di luar ibadah seperti belanja dan lebih baik stay di hotel.
“Lansia kita kawal. Lansia yang membutuhkan kursi roda maka ada baiknya menyiapkan secara pribadi dan melapor. Artinya, sedapat mungkin kita akan meminimalkan kekurangan mereka. Begitu juga dengan yang mempunyai riwayat akan kita pantau terus mulai dari pemberangkatan sampai kembali ke tanah air. Selama pelaksanaan manasik ini, kami sudah memantau. Melihat bayangan para jamaah haji, alhamdulillah sejauh ini semua baik-baik saja dan tidak ada yang terlalu bermakna kita lihat,” tutup dr. Angkutikning.
Rencananya, pemberangkatan kloter 18 akan dilakukan pada 4 Juni 2023. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia