
Kajian Keummatan bertema “Membangun Generasi Unggul Beriman dan Bertaqwa Untuk Misi Keummatan dan Kebangsaan” yang berlangsung di aula Pesantren Tahfidz Al – Quran, Assyifa, Majene, Minggu, (21/9/2025).
Majene, mandarnews.com – Kemajuan negara atau daerah selain ditunjang oleh Sumber Daya Alam, namun juga keberadaan generasi yang unggul, generasi yang berkarakter, inovatif, memiliki kepedulian dengan berpegang pada spirit kebangsaan dan keummatan.
Dalam upaya mewujudkan generasi unggul tersebut, salah satu hal terpenting adalah dukungan situasi kondusif.
Pembahasan upaya melahirkan generasi unggul dengan dukungan situasi kondusif itu mengemuka dalam Kajian Keummatan bertema “Membangun Generasi Unggul Beriman dan Bertaqwa Untuk Misi Keummatan dan Kebangsaan” yang berlangsung di aula Pesantren Tahfidz Al – Quran, Assyifa, Majene, Minggu, (21/9/25).
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banggae Timur, Udztads Arifuddin Rowar dalam ceramahnya menyampaikan, generasi unggul yang menjadi harapan besar bangsa itu adalah generasi yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT serta memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Dihadapan puluhan peserta kajian yang terdiri atas Santri, Pelajar, Mahasiswa, serta Kelompok Pengajian, Udstadz Arifuddin menyampaikan pembinaan generasi penting untuk terus disertasi dengan semangat keummmatan dan kebangsaan.
” Genarasi unggul itu akan menjadi Sumber Daya Manusia produktif yang memiliki spirit menjaga persatuan dalam keberagaman, akan menjadi agen perubahan positif di tengah masyrakat,” kata Udztads Arifuddin.
Kondusif.
Penceramah lainnya, Dosen dan Peneliti Kajian Keislaman, Udstadz Muhammad Rivai menyampaikan bahwa membangun generasi yang unggul, beriman, dan bertaqwa adalah kunci bagi kemajuan umat dan bangsa di masa depan.
Menurut Udtadz Rivai, dalam menghadapi era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, dituntut untuk mencetak generasi yang unggul, yakni generasi yang cerdas, berkarakter, kreatif, dan mampu bersaing di tingkat global. Namun, untuk menciptakan generasi seperti itu, dibutuhkan lebih dari sekadar kurikulum pendidikan yang baik.
” Situasi yang kondusif, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat yang dapat diartikan sebagai kondisi yang aman, nyaman, harmonis, dan mendukung pertumbuhan serta perkembangan seseorang secara optimal,”ungkap Rivai.
Sementara itu, penceramah dari Pembina Pesantren Assyifa, Udstadz Abdul Kahar menyampaikan bahwa setiap generasi akan memiliki tantangan yang penting disikapi secara bijak dilandasi spirit pengabdian pada bangsa dan ummat.
Kepada para peserta kajian yang didominasi generasi muda, Udstadz Kahar yang juga sarjana Ekonomi Syariah itu menyampaikan maju berkembangnya suatu daerah sangat ditentukan oleh kualitas generasi.
” Harapan kita semua tentunya agar situasi daerah dan bangsa tetap aman dan kondusif, sehingga semua tetap berjalan dengan baik. Kita semua berkomitmen untuk terus mendorong persatuan,” ungkap Udstadz Kahar.
Pemateri lainnya, Farhanuddin yang juga dosen Unsulbar menyampaikan bahwa generasi unggul bukan sekadar cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara karakter, kreatif, inovatif, serta memiliki kepedulian sosial dan wawasan global. Mewujudkan generasi seperti ini merupakan tanggung jawab bersama: keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara.
Disela acara kajian tersebut, para peserta bersama para penceramah melakukan deklarasi menyerukan semua pihak bersama – sama untuk terus menjaga situasi daerah aman dan kondusif. (rls)