Korban bencana alam seperti terjangan angin kencang, kebakaran, longsor pada tahun 2010 dan 2011 boleh bernafas lega. Pasal, dana bantuan dari Pemkab akhirnya cair juga.
"Iya mas, akhirnya cair juga. Padahal, kami sudah merasa malu jika ketemu warga yang terkena musibah karena sudah lama kejadiannya tapi bantuan santunan dananya belum cair," kata Hery Yulianto, staf Bidang Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja & Transmigrasi (Disosnakertrans) Kabupaten Majene, Siang tadi (Selasa, 4/9).
Sejak terjadinya musibah, Disosnakertrans telah beberapa kali pergantian pemimpin. Pada saat kepemimpinan Muh. Asri Albar -mantan Camat Sendana dan Camat Tammerodo-, dana bantuan dapat cair. Penyebabnya, alasan defisit menjadi ‘kambing hitam’.
Pembagian santunan akan diselenggarakan besok, Rabu (5/9) di ruang rapat Bupati Majene. Pembagian secara simbolik akan diserahkan langsung Bupati Majene H Kalma Katta.
"Besok akan diserahkan secara simbolik di ruang rapat bupati," kata Abd Watif, Sekretaris Disosnakertrans Kabupaten Majene.
Jumlah penerima bantuan sebanyak 252 orang yang tersebar di seluruh kecamatan se-Kabupaten Majene. Nilai bantuan bervariasi, mulai dari Rp.150 ribu, hingga Rp.2,5juta, tergantung jenis musibah, jumlah kerugian yang kemudian dicocokkan dengan peraturan melahirkan klasifikasi jenis bencana.
"Besarnya tergantung klasifikasi berat, sedang dan ringan, perhitungannya menggunakan Perbup (peraturan bupati) nomor 244 tahun 2007 tentang bantuan bencana alam dan Perbup nomor 25 tahun 2007 tentang korban bencana kebakaran," jelas Hery.
Jumlah penerima santunan berupa dana ini tertuang dalam SK Bupati No,493/HK/KEP-BUP/II/2012 tentang pemberian bantuan keuangan bagi masyarakat yang terkena bencana alam dan bencana sosial.
Sebelumnya, para korban telah menerima bantuan preventif berupa logistik. Penyerahan bantuan preventif dilakukan pada hari kejadian atau paling lambat satu minggu setelah kejadian.(rizaldy)