Tokoh pemuda Boka (almamater kuning) demisioner Ketua HIPMA Bonehau Efraim, (samping kanan) aktivis GMNI Mamuju Adam Jauri, (bawah) Ketua HIPMAKAR Sulbar Aco Riswan. (Foto: Ist)
Mamuju, mandarnews.com – Munculnya statement dari salah satu warga Bonehau-Kalumpang (Boka) pada laman media online yang berjudul “Pemuda Asal Bonehau-Kalumpang Mengapresiasi Kepemimpinan ABM” menuai kritik dari sejumlah aktivis dan mahasiswa asal Boka.
Demisioner Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa (HIPMA) Bonehau Efraim menganggap, sejumlah kritik yang saat ini muncul di media massa merupakan buntut dari kegagalan yang terjadi pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang gagap menangani sejumlah kejadian darurat, seperti penanggulangan Covid-19 dan pasca gempa.
“Kritik yang lahir memang kejadian dan bukan karena sentimen politik,” kata aktivis jurusan Informatika di Makassar itu.
Efraim juga mengatakan jika pernyataan seorang pemuda di media massa merupakan klaim sepihak terhadap pengerjaan jalan Bonehau-Kalumpang. Ia menegaskan jika pengerjaan ruas jalan Bonehau dari Salubatu merupakan bagian dari aksi unjuk rasa mahasiswa dan pemuda yang dilakukan pada 2018 lalu sehingga tidak bisa disebut itu adalah prestasi. Pemerintah memang berkewajiban untuk membangun infrastruktur demi kesejahteraan masyarakat sesuai amanat konstitusi.
“Soal klaimnya sebagai tokoh pemuda asal Boka itu tidak benar, hanya sepihak saja. Kemudian pengerjaan jalan itu juga adalah bagian dari aksi pemuda dan mahasiswa yang difollow up sampai pengerjaannya,” lanjut Efraim.
Sementara aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Mamuju Adam Jauri menyebutkan, statement seorang warga dari Boka di laman media online itu tidak cermat.
“Harus membaca situasi dan kondisi dan melihat realitas yang saat ini terjadi,” kata Adam.
Ia pun menganggap, tidak cermat jika dikatakan kritik yang dialamatkan pada Gubernur Sulbar itu menghinanya sebagai individu.
“Yang dikritik itu adalah kebijakan yang gagal sehingga muncul berbagai masalah. Perlu dipahami antara kritik dan menghina,” tutur Adam.
Sedangkan komentar lainnya datang dari Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalumpang Raya (HIPMAKAR) Sulbar, Aco Riswan.
“Klaim sebagai tokoh pemuda dari Bonehau-Kalumpang dalam laman media tersebut merupakan klaim sepihak yang menciderai konsistensi gerakan pemuda dan mahasiswa dari daerah saya,” ucap Aco.
Selain itu, tambahnya, selama ini eksistensinya yang diklaim sebagai tokoh pemuda tidak berdasar, sebab dalam kontribusi pemikiran maupun sumbangsih sosial yang bersangkutan tak pernah terlihat.
“Tokoh pemuda seperti apa? Kita baru lihat dia muncul di media dan tiba-tiba mengklaim diri sebagai tokoh pemuda, apa kontribusinya? Kemudian selama ini ke mana? Mengapa saat ada momen baru mengklaim?” tegas aktivis yang juga kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Manakarra itu.
Para aktivis mengecam statement itu usai melakukan pertemuan dan diskusi di salah satu warung kopi di Mamuju pada Minggu sore (22/8).
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia