Lokasi pengungsian di Kecamatan Sumarorong
MAMASA, mandarnews.com – Wajah muram dan sesekali harus tersenyum saat melihat anak sedang bermain. Demikianlah gambaran kegelisahan sejumlah warga Kabupaten Mamasa di Kecamatan Sumarorong saat berada di lokasi pengungsian lantaran alam kurang bersahabat setelah beberapa guncangan gempa dirasakan di pusat Kota Mamasa dan sekitarnya.
Diselimuti takut dan panik saat guncangan gempa melanda tentu sejumlah perlengkapan termasuk kebutuhan makanan yang dibawa serba terbatas. Hal itu sangat dirasakan Desi (25) ibu dua anak dari Desa Taupe, Kecamatan Mamasa.
Dirinya mengaku hanya membawa beberapa lembar pakaian anaknya dan dua pasang pakaian untuk dirinya termasuk yang telah digunakan lantaran panik akibat gempa.
“Anak saya yang masih balita terpaksa harus belajar makan nasi karena hanya itu yang ada, sementara untuk minuman susu diganti dengan air putih karena bapaknya tidak bisa kerja,” tuturnya ke media, Jumat (9/11) di lapangan Kusuma Sumarorong. Desi mengaku masih merasa trauma dan susah tidur, terkadang hanya mobil yang lewat, secara spontan bangun sebab seperti terasa gempa.
Warga Taupe, Hendrik juga mengungkapkan, yang membuat cemas jika berlangsung lama tentu pasokan makanan akan berkurang selain itu makanan untuk anak juga membuat pusing sebab beda dengan makanan orang dewasa.
“Apalagi kami sebagai orang tua sudah tidak kerja,”katanya.
Merespon hal itu Camat Sumarorong, Armianto menjelaskan. Sejumlah kebutuhan dasar bagi pengungsi telah dikoordinasikan di Bupati Mamasa, H.Ramlan Badawi dan untuk kebutuhan anak seperti makanan dan popok juga telah dikomunikasikan sehingga tim telah berjalan ke titik-titik pengungsian di Sumarorong untuk mendata.
Menurut Camat, tanggap darurat berdasarkan keputusan Bupati Mamasa berlangsung hingga 14 November 2018 sehingga sangat diharapkan suasana kembali stabil sehingga warga tidak panik.
Staf Kecamatan Sumarorong, Sofia Srikhainna mengatakan, di lapangan Kusuma Sumarorong jumlah bayi 8 orang balita 56 orang sedangkan lansia 48 orang, untuk Desa Tadisi jumlah Bayi 40 bayi , 119 balita sementara Ibu Hamil 32 orang dan lansia 115 orang, di Kelurahan Sumarorong Bayi dan Balita 44 kemudian Ibu Hamil 5 , Lansia 24 orang untuk data di lokasi pengungsian lain seperti di Bandara Sumarorong, Desa Rantekamase, Sibanawa dan Tabone masih dalam tahap pendataan.
Lanjutnya, adapun jumlah pengungsi secara keseluruhan di Kecamatan Sumarorong hingga 9 Nopember 2018 pukul 19.23 Wita mencapai 8.891.
Reporter : Hapri Nelpan