Suasana pencarian Riel hingga malam hari
MAMASA – Terbatasnya alat dalam melakukan pencarian seorang anak yang dikabarkan tenggelam di Cekdam Lemba Rante, Desa Balabatu, Kecamatan Tandukkalua, Kabupaten Mamasa membuat warga kewalahan.
Peristiwa tenggelam menimpa Riel (15 tahun) kelas IX SMP Negeri 1 Tandukkalua sekitar pukul 14.00 Wita.
Menurut seorang rekan korban, Elki saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (8/10). Awalnya ia bersama beberapa temannya handak mencari lumut dan kayu sebagai bahan praktek sekolah. Setelah bahan ada, dirinya bersama beberapa rekannya menuju ke Cekdam dengan tujuan untuk mandi.
“Yang mandi hanya kami tiga orang yakni: saya sendiri, Riel (Korban) dan Rolan. Riel juga bilang ayo manis tapi jangan lapor mama nanti dimarahi apalagi tempat ini dilarang untuk mandi-mandi,” tutur Elki.
Sementara Rolan yang juga teman sekolah Riel mengatakan ada lebih dari 10 orang temannya yang ikut ke Cekdam Lemba Rante namun hanya tiga orang yang mandi dan saat Riel tenggelam dia masih sempat memegang kakinya.
Dirinya sempat membantu dengan memberikan bambu sebagai pegangan namun tidak dapat digapai hingga beberapa rekannya memilih lari ke perkampungan untuk memberitahu warga lainnya.
Kades Balabatu, Semuel DR mengatakan, tempat ini memang dilarang bagi anak-anak untuk mandi sebab sangat dalam dan luas juga merupakan sumber air minum bagi beberapa desa mulai dari Desa Balabatu hingga Desa Malakbo. Katanya, saat beberapa warga mengetahui informasi itu maka kampung heboh dan bergegas ke lokasi kejadian.
Menurut Kades, kedalaman Cekdam lebih dari 10 meter dengan panjang lebih dari 100 meter dan lebar mencapai 50 meter sehingga dengan alat seadanya yang menggunakan, bambu, rakit, tali dan jala tentu menyulitkan pencarian.
Masyarakat setempat, Daen Oto juga menyampaikan, baru kali ini ada warga yang tenggelam. Sehingga sangat diharapkan tempat ini benar-benar dijaga dan dipagar sebab selain demi keamanan untuk anak-anak juga sumber air minum bagi warga.
Sedangkan sala-satu relawan yang ikut melakukan pencarian, Arif mengungkapkan, sejak 14.00 Wita dirinya dan beberapa warga lainnya melakukan pencarian namun belum juga membuahkan hasil sebab hanya bermodalkan kemampuan berenang tanpa alat membuat susah untuk sampai di dasar Cekdam, ditambah lagi air di bagian dasar sangat dingin.
“Cekdam tersebut memang keramat sehingga sejak dari dulu orang tua sering melarang untuk kesini,” katanya.
Maria D yang merupakan keluarga korban mengaku sudah beberapa ritual dilakukan baik menaruh daun sirih, telur, ayam, garam dan buah pohon ijuk namun sejak Pukul 14.00 Wita hingga malam ini belum juga ditemukan.
Ia berharap, anak tersebut segera ditemukan sehingga keluarga tidak tambah resah.
Setelah pencarian selama 7 jam lamanya belum juga membuahkan hasil hingga pukul 21.00 Wita. Camat Tandukkalua, Hesron Lululangi saat di tempat kejadian mengatakan, dengan alat seadanya tentu menyulitkan pencarian apalagi telah malam.
Menurutnya, pihaknya telah berkoordinasi dengan Wakil Bupati Mamasa, Martinus Tiranda dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mamasa, Daud Sattu sehingga BNPB masih melakukan koordinasi ke beberapa daerah yang memiliki alat sebab BNPB Polman digunakan di Palu.
Ia menyarankan, sambil menunggu perahu karet dari Wakil Bupati Mamasa maka baiknya sebagian warga menyimpan tenaga atau makan terlebih dahulu dan beberapa warga lainnya tetap berjaga disini setelah ada alat pencarian kembali dilakukan.(Hapri Nelpan)