Negosiasi. Kepala Disdukcapil, Mattalunru melakukan negosiasi dengan demonstran, Jumat 8 Desember 2017.
Majene, mandarnews.com – Buntut dari dugaan pemukulan terhadap salah satu mahasiswa saat melakukan pengurusan data kependudukan di Kantor Disdukcapil Majene berujung aksi demo di depan kantor tersebut, Jumat 8 Desember 2017.
Kejadian tersebut terjadi, Kamis 7 Desember 2017 kemarin. Seorang mahasiswa, Idris mengaku lengan kanannya dipukul pakai map oleh Kepala Bidang Pelayanan Disdukcapil, Hasnawati saat tengah mengurus berkas kependudukan milik warga.
- Baca kumpulan berita tentang : Disdukcapil
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Mahasiswa Pemerhati Rakyat (I’da Mawaya) ini menggelar aksi demo menuntut agar oknum pegawai yang diduga melakukan perbuatan itu meminta maaf kepada korban pemukulan.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapul) Majene, Mattalunru menenui para demonstran di depan kantornya. Secara terbuka ia mengutarakan permintaan maaf pada para demonstran dan khususnya kepada korban.
“Kami selaku kepala dinas meminta maaf atas segala kehilafan anggota kami jika memang ada yang menghambat pelayanan,” kata Mattalunru.
Menurutnya, tuntutan yang dialamatkan kepada pihaknya adalah hanya sebuah kesalahpahaman,”Sebenarnya kita hanya butuh berkomunikasi dengan baik,” jelasnya.
“Apa yang menjadi harapan adek-adek dan yang dikeluhkan secepatnya akan kami usahakan selesaikan dengan baik,” ungkapnya.
Namun permintaan maaf dari kepala dinas dianggap tidak cukup, para pendemo meminta agar oknum yang diduga melakukan pemukulan tersebut dihadirkan dihadapan mereka dan meminta maaf langsung.
Setelah beberapa menit melakukan negosiasi pihak Disdukcapil akhirnya menyanggupi untuk mengahadirkan Kepala Bidang Pelayanan Disdukcapil, Hasnawati yang diduga malakukan pemukulan tersebut kepada mahasiswa.
Dihadapan mahasiswa yang melakukan aksi demo, Hasnawati mengatakan bahwa apa yang dilakukan itu merupakan aksi spontanitas dan tidak ada kesengajaan karena oknum mahasiswa tersebut juga berprilaku tidak sopan saat menghadap di ruangan salah satu stafnya.
“Kita ini institusi pemerintah dan apa yang dilakukan oknum mahasiswa tersebut tidak sesuai SOP, dan adanya pemukulan itu ulah mahasiswa sendiri karena tidak sopan dan saya anggap tidak sesuai etika seorang mahasiswa, apa yang saya lakukan itu aksi spontanitas,” jelasnya dihadapan pendemo.
Perundingan saat itu buntu, karena Hasnawati menolak meminta maaf. Mahasiswa kemudian mengancam akan melaporkan kepada pihak Kepolisian atas dugaan pemukulan yang diterima salah satu rekannya itu.(Ashari)