Majene, mandarnews.com – Ambasador atau sebuah perusahaan yang katanya membantu masyarakat tidak mampu, untuk subsidi rumah murah, dan telah resmi dilarang oleh Pemerintah Kabupaten Majene, beberapa tahun lalu. Kini kembali hadir di Desa Balombong. Kali ini tampil dengan konsep berbeda.
Namun dengan konsep berbeda, dimana rumah tersebut tanpa uang muka, namun tiap bulannya membayar sekitar Rp. 700.000 selama 20 tahun,” kata ketua Ambasador Majene, Kamaruddin via handpone.
Anehnya sekitar satu bulan lalu, para pengurus berjumlah puluhan orang kembali menyetor uang berjumlah Rp. 350.000. Uang tersebut untuk pengadaan baju Rp 100.000, untuk penyambutan pengurus pusat dan beberapa Menteri RI dan Rp. 250.000 untuk pembuatan kartu anggota dan kartu pengurus.
Informasi ini terkuak dari pengakuan salah satu pengurus, yang juga warga Desa Balombong, Muhammad Kasim, saat ditemui di kediamannya, Selasa (16/5).
“Kami akan menjadi pengurus dan anggota,” katanya mengomentari posisinya dalam Ambasador..
Kedatangan pertama lembaga ini di Majene, untuk menjadi resmi sebagai pengurus harus mempunyai kartu anggota dan kartu pengurus, dengan menyetor uang Rp. 250.000 dalam pembuatan kartu tersebut.
“Sedangkan dalam rangka penyambutan, pengurus pusat yang akan datang dari Jakarta bersama beberapa menteri para pengurus membayar Rp. 100.000 untuk pembuatan baju penyambutan,” tutur Muhammad Kasim.
Lanjut Kasim. sebelum membangun rumah tanpa uang muka tersebut, pihak ambasador akan membangun pabrik baja ringan di Palippis wilayah Polewali Mandar, karena perumahan itu nantinya kebanyakan akan memakai material baja ringan, dari atap hingga kerangka rumah.
https://mandarnews.com/2016/02/08/program-bedah-rumah-ambassador-bergulir-di-masyarakat/
https://mandarnews.com/2016/04/05/ambasador-merajajalela-di-pedalaman-polman/
Sore itu, Selasa (16/5), Muhammad Kasim, sebagai pengurus lembaga ini mengaku ada janji dengan Ketua ambasador Majene, Kamaruddin, yang diketahuinya berdomisili tidak jauh dari kantor DPRD Majene. Tujuan pertemuan itu untuk mengambil sisa kartu pengurus dan anggota di Desa Balombong, karena baru jadi.
Sementara Kepala Desa Balombong, Napsir, yang juga sudah tahu tentang larangan pemerintah kabupaten tentang ambasador, mengaku sudah sering kali memberi peringatan kepada warganya baik di tempat-tempat pertemuan maupun dimesjid, agar hati-hati dengan iming-iming seperti itu.(haslan)