Sekelompok massa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Pemuda untuk Perjuangan Rakyat (Ampera) melakukan aksi demo di depan Kantor Polisi Resort (Polres) dan Kantor Bupati Majene, Selasa 10 Februari 2015. Mereka menuntut penanganan kasus asusila yang mendera Majene belakangan ini.
Ampera memulai aksi demo di depan kantor Polres kemudian melakukan long march ke kantor bupati.
Dalam orasinya, Jenderal lapangan aksi demo, Hian Linahdi menuntut agar dugaan pelecehan seksual terhadap honorer berinisial NA, yang diduga dilakukan oleh oknum anggota DPRD Majene agar perbuatannya segera ditindak oleh pihak kepolisian.
"Kami meminta kepada Polres Majene mengusut tuntas dan mempercepat penyidikan terkait dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum anggota DPRD Majene, " seru orator.
Demikian pula maraknya beredar video mesum yang dilakukan oleh dua oknum PNS Majene, pendemo meminta Pemkab Majene segera tanggap mengambil tindakan. Pendemo meminta Pemkab mengeluarkan Perda yang mengikat seluruh PNS Pemkab Majene menjaga nama baik daerah.
"Kami juga meminta pemerintah kabupaten Majene untuk tanggap terhadap pelecehan seksual yang marak dengan mengeluarkan peraturan daerah yang mengikat seluruh unsur masyarakat agar Majene kembali pada marwah Majene Mammis dan meminta seluruh elemen masyarakat untuk ikut bersama memperhatikan perkembangan kondisi Majene terhadap perbuatan asusila yang marak terjadi belakangan ini dan mencoreng wajah masyarakat Majene," tegas Hian Linahdi dalam orasinya.
Demonstran juga menegaskan kepada pemerintah dan penegak hukum bahwa Ampera tidak akan berhenti sampai kasus tersebut sampai ke ranah pengadilan dan selesai disidangkan.
Saat menerima demonstran di depan kantornya, Bupati Majene, Kalma Katta mengatakan bahwa, kejadian pelecehan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota DPRD itu mencoreng Majene, mencoreng DPRD dan mencoreng partainya, jika benar adanya.
Bupati memberi arahan kepada demonstran bahwa demonstran berkonsultasi dengan dewan pimpinan daerah partai oknum tersebut mengenai kasus yang menimpa kadernya.
"Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum DPRD ini telah mencoreng masyarakat Majene, DPRD dan Partainya sendiri, oleh karena itu kalian (demonstran) bisa melaporkan ke partainya," seru Bupati Majene, Kalma Katta.
Aksi demo yang dikawal ketat aparat kepolisian resort Majene ini membubarkan diri dengan tertib setelah berdialog dengan Bupati. (Irwan)