Aslan Sidang nampak sedih bahkan meneskan air mata saat menyampaikan perjalanannya bersama mobil ambulans yang saat dikembalikannya ke Pemda Majene, Senin (22/6). Foto: Putra
Majene, mandarnews.com – Relawan Siaga 86 Kab. Majene bersama-sama masyarakat umum Kab. Majene secara resmi mengembalikan mobil ambulance, yang sekira kurang lebih 4 Tahun menemani Relawan Siaga 86 dalam menjalankan misi kemanusiaan di Kab. Majene. Pengembalian dilakukan, Senin (22/2), di kantor Bupati Majene yang diterima Pj. Sekretaris Daerah (Sekda), Burhan Usman.
Menurut Aslan, selaku koordinator Relawan Siaga 86 pengembalian mobil ambulans tersebut ke pangkuan Pemerintah Daerah Kab. Majene merupakan bentuk kekecewaan dan sadar diri dari masyarakat Kab. Majene khususnya untuk Relawan Siaga 86 kepada pemerintah.
“Betul, secara langsung tidak ada permintaan dari Pemerintah Kab. Majene untuk mengembalikan mobil tersebut. Hanya saja, kami kecewa dan sadar diri akan sikap pemerintah Kab. Majene terhadap kami. Empat tahun kami mengabdi dengan mobil tersebut untuk Kab. Majene ternyata ini balasannya,” jelas Aslan, saat usai mengembalikan mobil tersebut.
Kata Aslan, seharusnya saat rapat antara Pemkab. Majene dan BPK pada hari Selasa yang lalu, Pemkab. Majene merekomendasikan untuk menyurati pihak Relawan Siaga 86Â dan memberikan secara administrasi sehingga ambulans tersebut tidak menjadi suatu temuan.
“Kami kecewa, harusnya Pemkab. Majene menyampaikan secara lisan atau menyurati kami, sehingga mobil ambulans ini tidak menjadi temuan. Namun apa yang terjadi, justru kami tidak mendengar itu semua, bahkan isu-isu yang mengatakan bahwa mobil ambulans ini menjadi temuan BPK kami dengar dari luar,” kata Aslan.
Ia mengutarakan, informasi bahwa barang tersebut menjadi temuan diperoleh dari Kepala Dinas Kesehatan Kab. Majene, dr. Rahmat, yang memang mengikuti rapat dengan BPK pada Selasa lalu di Provinsi Sulbar.
Sinyal itulah yang membuat Aslan, sehingga berinisiatif mengembalikan mobil tersebut.
“Jadi disitulah tanda-tanda bagi kami. dr. Rahmat sudah menyampaikan bahwa mobil ini betul melayani dengan gratis, kenapa harus menjadi temuan. Yang kami juga sesalkan adalah pihak RSUD yang mempermasalahkan kendaraan ini. Karena mobil ini tidak kemana-mana. Mobil ini ada di Kab. Majene. Di situlah kami sadar dan kecewa dengan sikap Pemerintah,” jelas Aslan.
Aslan menyatakan, meskipun pada nantinya mobil tersebut akan dipinjamkan kembali ke Relawan Siaga 86, ia tidak ingin menggunakan lagi karena sudah terlanjur kecewa dan sakit.
“Jadi seharusnya dari awal jika Pemda ingin baik, Pemda yang menghubungi kami secara langsung. Kenapa mesti kami yang mengetahui dari luar. Dan kami juga tekankan bahwa kami tidak mau mengambil mobil tersebut. Buktinya plat merah dan logo Pemda masih ada pada mobil tersebut. Hanya saja, kami rubah warnanya. Perubahahan warna itu untuk merubah image bahwa tidak selamanya itu ambulans menakutkan. Dan kamipun sadar bahwa saat penyerahan ambulans pun kepada kami, itu tidak melalui surat menyurat,” tutupnya.