Sebelum menyerahkan ke Pemda, Aslan Sidang, menyampaikan sekilas sejarah kebersamaannya dengan mobil ambulans. Aslan sampai meneteskan air mata.
“Kami sudah 4 tahun memegang ini mobil. Walaupun terasa berat untuk melepasnya tetapi kami tidak masalah. Kami telah berjuang bersama mobil ini untuk Kab. Majene tetapi ternyata kami disepertiinikan,” kata Aslan dengan suara lantang meski terlihat meneteskan air mata.
Ia mengatakan, meskipun pada penyerahan pertama kali mobil tersebut dari pihak RSUD yang waktu itu dipimpin dr. Rahmat ke Relawan Siaga 86 tanpa surat menyurat atau secara administrasi, namun tidak ingin mengambil mobil tersebut.
“Buktinya masih ada plat merahnya. Logo Pemerintah Kab. Majene pun masih ada pada bodi mobil. Hanya saja kami juga pasang logo Relawan Siaga 86, sebab kami juga mulai dari pagi-malam mengambil sampah juga untuk mobil ini,” kata Aslan.
Ia menjelaskan, dalam menjalankan tugas bersama Relawan Siaga 86 murni pergerakan sosial. Tidak ada sama sekali unsur politiknya.
“Kalian boleh tanyakan di Kab. Polman, kami juga telah membackup Puskesmasnya, mulai dari PKM Tinambung dan semua gratis. Karena, sejak awal kami ingin melakukan yang terbaik. Saking ikhlasnya kami, kami juga baru selesai memperbaiki platnya dalam beberapa hari yang lalu, meskipun belum terpasang tetapi kami juga akan mengembalikannya,” tukas Aslan Sidang.
Aslan juga mengungkap bahwa saat ini sementara membenahi mobil yang lain untuk Relawan Siaga 86Â yang baru. Mobil itu merupakan sumbangan dari salah seorang relawan dermawan di Kab. Mamuju. Namun ia enggan menyebutkan namanya. Dan bantuan 5000 perhari akan dijadikan modal untuk membenahi mobil tersebut.
“Jadi Insya Allah dua minggu ke depan kami targetkan sudah bisa beroperasi kembali melayani masyarakat secara gratis. Jadi insya Allah kegiatan kami juga tetap sampai ke Kab. Polman. Dan kalau pun ada yang mengatakan kegiatan kami tidak sepenuhnya gratis, itu karena kalau kegiatan kita jauh dari Kabupaten ini, dan kami pun hanya minta pembeli solar,” ucap Aslan.