Skip to content
13/10/2025
  • facebook
  • twitter
  • instagram.com
  • youtube
  • whatsapp
MANDARNEWS.COM

MANDARNEWS.COM

Mengedepankan Nalar Dengan Akal & Realitas

pasang iklanmu di sini
Primary Menu
  • HOME
  • sulbar
  • Lintas Daerah
  • Edukasi + Sains
  • Teknologi
  • Sport
  • Health
  • Life Style
  • advertorial
  • International
  • Sahabat MN
Live
  • Home
  • News
  • Sosial Ekobis
  • Asyiknya Wisata Fermentasi Ke Purwokerto
  • Sosial Ekobis

Asyiknya Wisata Fermentasi Ke Purwokerto

Mandar News 19/06/2025

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
  • Telegram
  • WhatsApp
public

Pada tanggal 31 Mei sampai 1 Juni 2025, Gerakan Fermentasi Nusantara mengadakan Tur Fermentasi dengan tujuan Kota Purwokerto dan Kabupaten Banyumas.

Pada tanggal 31 Mei sampai 1 Juni 2025, Gerakan Fermentasi Nusantara mengadakan Tur Fermentasi dengan tujuan Kota Purwokerto dan Kabupaten Banyumas.

Budaya
fermentasi yang paling terkenal dari Kota Purwokerto adalah tempe mendoan,
dengan pusat produksi di Sawangan. Tempe mendoan merupakan tempe yang
difermentasi secara khusus, di mana lapisan kacang kedelai difermentasikan
lembar demi lembar dengan dibungkus daun pisang, baru kemudian digoreng dengan
campuran tepung beras dan tepung sagu serta ditaburi irisan daun bawang.

Sawangan
masih hiruk-pikuk, penuh pengunjung ketika rombongan tiba di sana. Tampak
rak-rak dengan jajaran bungkusan daun pisang yang berisi tempe mendoan memenuhi
satu sisi dinding Eco 21, lokasi yang dikunjungi oleh Tur Fermentasi. Beberapa
pelanggan sudah memesan tempe mentahnya, sehingga terlihat nomor-nomor pesanan
pada bungkusnya. Wajan-wajan besar siap menggoreng mendoan, dengan pelayan yang
sigap menggoreng dan membungkus mendoan matang dalam besek bambu, sebuah
kearifan lokal ramah lingkungan. Pelanggan tampak mengantre membeli tempe
mendoan, baik mentah maupun matang. Rupanya, tempe di Sawangan masih menjadi
primadona

Kemudian,
rombongan juga mengunjungi Kabupaten Banyumas. Terletak kira-kira satu jam
perjalanan dari Kota Purwokerto, Desa Wlahar menjadi sentra salah satu produk
minuman fermentasi tradisional yang bernama ciu. Minuman ini diproduksi
turun-temurun selama ratusan tahun dengan proses yang masih otentik. Bahan
bakunya adalah ramuan tape singkong, tape ketan, dan air gula aren – semuanya
hasil fermentasi tradisional yang kemudian didestilasi dengan peralatan
tradisional berupa guci dan pipa bambu sehingga menjadi produk akhir minuman
ciu. Penggunaan bahan fermentasi beraroma sedap sebagai bahan dasar menjadikan
ciu memiliki rasa dan aroma yang khas, mengingatkan pada minuman kuno seperti
tampo yang sudah tercatat ada di Jawa dalam Serat Centhini, sebuah karya sastra
dari awal abad ke-19.

Dalam
acara santap malam bersama warga di Desa Wlahar, Gerakan Fermentasi Nusantara
bersama Punggawa Budaya Nusantara menyampaikan apresiasi kepada Desa Wlahar
dan  Deskart Sotyo Jatmiko, S.H., M.I.P.,
sebagai salah satu pembina budaya di sana. Acara dihadiri juga oleh Narsim/Oho
sebagai Kepala Desa Wlahar dan Sugiarto dari Pajatra. Dalam sambutannya, Narsim
menjelaskan bahwa peranan budaya sangat penting dalam kehidupan ekonomi desa
seraya memberikan harapan agar mendapat dukungan pemerintah untuk regulasi yang
lebih akomodatif terhadap produk UMKM. Deskart Jatmiko, dalam kata sambutannya,
banyak bercerita mengenai pengalamannya yang mendalam tentang berbagai jalinan
budaya di Kabupaten Banyumas sambil terus memberi semangat untuk memajukan
budaya.

Setelah
acara seremonial selesai, Desa Wlahar menghadirkan sajian khas untuk santap
malam: nasi bungkus daun jati dengan kecambah goreng dan tempe yang sedap.
Sebagai lauk disajikan juga ayam gecok – hidangan khas yang mirip mangut, tapi
menggunakan santan dingin, sehingga menghadirkan sensasi adem yang khas. Gorys
Warung dari Jakarta meramaikan suasana dengan membuat cocktail menggunakan ciu,
dari aroma jeruk nipis sampai rasa manisan mangga. Suasana guyub dan akrab
terus berlanjut sampai larut malam, seiring dengan rasa syukur atas lestarinya
kearifan budaya fermentasi di Kabupaten Banyumas dan Kota Purwokerto.
Harapannya tentu saja agar kegiatan pelestarian budaya ini bisa terus berlanjut
di masa depan dan semakin berkembang menjadi produk unggulan Indonesia.

Mandar News

See author's posts

Like this:

Like Loading...

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Continue Reading

Previous: Cara MLV Teknologi dan Crestron Membantu Menyiasati Masalah Ruang Rapat yang Tidak Memadai dengan Solusi Efisien dan Inovatif
Next: Tingkatkan Kompetensi, 250 ASP Daop 1 Diberikan Pembinaan dan Diklap

Related Stories

public
  • Sosial Ekobis

Ratusan Peserta Ramaikan Zumba Party di Marianna Resort & Convention Tuktuk Samosir

Mandar News 13/10/2025
public
  • Sosial Ekobis

Penghargaan Kepatuhan Perkuat Posisi Tokocrypto sebagai Exchange No. 1 di Indonesia

Mandar News 13/10/2025
public
  • Sosial Ekobis

JSC Positive Technologies Perkuat Kolaborasi Pendidikan dan Teknologi Indonesia – Rusia

Mandar News 13/10/2025
Rumah Snack Homemade
Pengganti Iklan Kosong
IKLAN
IKLAN

OBITUARI

Dinas Perumahan Rakyat Mateng

Awo (50) Bangkit (59) Bawaslu Majene (52) Berita Majene (49) Berita Mamasa (68) Berita Mandar (83) Bupati Majene (40) corona (76) covid 19 (247) DPRD Majene (40) gempa sulbar (48) Indonesia (56) Kebakaran (42) Kodim 1401 majene (96) KPU Majene (103) KPU Mamasa (45) KSP (260) lawan Covid-19 (93) Longsor (43) majene (1329) Malunda (46) mamasa (448) mamuju (250) mandar (223) Mari Vaksin (61) Moeldoko (79) pemilu (43) Pemilu 2019 (71) Pemilu 2024 (46) pemkab majene (114) pemprov sulbar (62) polda sulbar (130) polewali mandar (51) polman (264) polres majene (367) polres mamasa (62) Presiden (40) Sendana (56) Sosialisasi (48) sulawesi barat (87) sulbar (1349) TMMD (54) Unsulbar (59) Vaksin (41) warga (39)

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • facebook
  • twitter
  • instagram.com
  • youtube
  • whatsapp
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.
 

Loading Comments...
 

    %d