
Massa aksi membawa tandu dalam aksi unjuk rasa.
Polewali Mandar, mandarnews.com – Prihatin dengan kondisi infrastruktur di daerahnya, Aliansi Masyarakat Kecamatan Alu melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Polewali Mandar, Kamis (25/9/2025).
Sambil membawa tandu yang menggambarkan keadaan masyarakat Alu yang kerap berjalan menandu orang sakit dan ibu hamil sepanjang belasan kilometer akibat jalan terlalu rusak sehingga tidak dapat dilalui kendaraan roda empat, massa pun berorasi menyampaikan tuntutannya.
Jenderal lapangan, Andi Agung, menyampaikan jika Aliansi Masyarakat Kecamatan Alu membawa tiga isu dalam aksi kali ini, yaitu jalan, jembatan, dan jaringan.
“Menurut Aliansi Masyarakat Kecamatan Alu, jalan memiliki peran vital dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat. Tanpa jalan yang baik, kesejahteraan masyarakat mustahil terpenuhi,” ujar Andi Agung kepada awak media.

Foto-foto yang menggambarkan kondisi jalan di Kecamatan Alu dibawa oleh massa aksi.
Walaupun Kecamatan Alu memiliki fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dan lain-lain, tapi sekarang masyarakat pelosok kesulitan mengakses fasilitas tersebut karena terkendala jalan rusak sepanjang 18 kilometer.
“Dalam pekan ini, sudah ada tiga kali kejadian warga ditandu, yaitu ibu hamil dan orang sakit yang dibawa malam hari dan ditandu selama 5-6 jam sebab jarak antara dusun di Desa Puppu Uring yang naik turun gunung setara dengan jarak antar kecamatan,” kata Andi Agung.
Di sisi lain, masih ada empat desa yang belum memiliki sinyal, yaitu Paopao, Puppu Uring, Kalumammang, dan Sayoang.
Sementara itu, Desa Saragian dan Desa Kalumammang masih terisolir karena tidak ada jembatan dan mengandalkan rakit untuk melintasi sungai.
“Sehingga, jika Sungai Mandar meluap, anak-anak sekolah harus memutar ke Tinambung untuk mencapai SMA di Desa Mombi dengan waktu tempuh satu jam tiga puluh menit,” sebut Andi Agung.
Belum lagi jika ada longsor, warga harus berusaha sendiri membersihkan jalan dengan peralatan seadanya, seperti yang dituturkan oleh massa aksi yang lain, Zidan.
“Selama ini, yang terjadi, jika ada longsor ataupun kerusakan jalan, kita masyarakat yang selalu turun tangan membersihkan secara manual. Kita butuh bantuan alat dari pemerintah. Kemarin kita sempat kerja bakti karena jalur tersebut adalah satu-satunya akses yang aman dan cepat dilalui oleh roda dua. Kita menandu lewat jurang karena di situlah satu-satunya kita bisa lewat,” ucap Zidan.
Jalan yang rusak ini, tambah Zidan, adalah penghubung antara Desa Paopao dan Desa Puppu Uring. Jika bagus, aksesnya bisa terhubung sampai ke Desa Besoangin Induk, Kecamatan Tutar.
“Kami berharap kepada pemerintah untuk segera memperbaiki jalan yang rusak agar kami tidak merasa waswas lagi jika melewati titik longsor,” tukas Zidan.
Ketegangan sempat tercipta saat massa aksi yang bermaksud masuk ke Kantor Bupati meskipun Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja, Syarifuddin Wahab, telah memberitahu kalau Bupati sedang tidak di tempat dan pejabat lain yang akan menerima massa aksi.
Tapi, situasi menjadi kondusif kembali setelah massa aksi memutuskan untuk mengurungkan niatnya dan menolak audiensi dengan pejabat selain Bupati Polewali Mandar.
Aliansi Masyarakat Kecamatan Alu pun menyesalkan ketidakhadiran Bupati di kantor ketika massa mengadakan aksi.
“Sebenarnya, kami telah menyurat ke Kantor Bupati untuk audiens sejak 7 Juni lalu, tapi insentif selalu Bupati keluar kota, ke Jakarta, ke Mamuju, itu tidak masuk akal menurut saya,” tukas Andi Agung.
Oleh karena itu, sebagai bentuk kegelisahan masyarakat, Aliansi Masyarakat Kecamatan Alu berkomitmen mengawasi dan akan turun lagi sampai Bupati mengiyakan untuk segera merealisasikan hal ini.
“Kalau tidak bisa di 2025, kami akan kawal terus sampai 2026,” beber Andi Agung.
Rekaman Suara Saat Debat Calon Bupati Sempat Diputar

Salah satu tulisan yang dibawa oleh massa aksi.
Dalam aksi Aliansi Masyarakat Kecamatan Masyarakat Alu, sempat diputarkan rekaman suara H. Samsul Mahmud saat pelaksanaan debat Pemilihan Bupati dan Calon Bupati Polewali Mandar di tahun 2024 kemarin,
“Terkait infrastruktur, dari 922 kilometer jalan kabupaten yang ada, minimal 75 persennya sudah baik dalam lima tahun ke depan. suara rekaman tersebut. Pada aspek tata kelola pemerintahan, ASSAMI akan mengembangkan sistem informasi keluhan warga yang kita sebut Halo ASSAMI,” bunyi rekaman tersebut.
Merespons rekaman itu, Andi Agung pun menimpali dengan teriakan “Mana mi ?”, kemudian disambut riuh oleh massa.
Setelah cukup lama melakukan aksi dan menyampaikan tuntutan, massa pun membubarkan diri dengan tertib. (ilm)