Aslam memgajar muridnya
Sendana, mandarnews.com – Semenjak pandemi covid-19 melanda seluruh penjuru nusantara, berbagai kebijakan baru diberlakukan.
Pada kegiatan belajar mengajar di sektor pendidikan, dari sekolah dasar (SD) hingga mahasiswa, mereka harus belajar melalui internet dengan menggunakan media elektronik (handpone, laptop hingga tv). Lahirlah kebijakan baru yang dinamai belajar dalam jaringan (BDR).
Namun setelah sekian waktu dilakukan BDR menggunakan elektronik, terasa bahwa BDR menggunakan elektronik saja belum sepenuhnya bisa diberlakukan di semua daerah dan semua tingkatan, terutama pelajar tingkat SD.
Di Kecamatan Sendana Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat, terdapat murid yang tak hanya belajar dengan sistem BDR menggunakan elektronik. Tapi juga BDR dengan cara guru mendatangi murid.
Di SD Negeri 20 Somba, misalnya, Aslam, yang juga merupakan wali kelas V di sekolah tersebut menyiasati proses belajar mengajar BDR. BDR yang dilakukan dua kali seminggu, Aslam membagi muridnya menjadi 3 kelompok.
“Proses belajar ini saya lalukan berkelompok, terbagi dari tiga kelompok, yakni kelopok 1 di Dusun Lakkading dan Lembang Desa Limbua, Kelompok 2 Lingkungan Somba Timur,
Kelompok 3 Lingkungan Somba Tenggara dan Selatan Kelurahan Mosso,” jelas Aslam.
Proses belajar mengajar sistem BDR mulai dilaksanakan pada Juni 2020 pada minggu kedua.
Sedangkan jumlah murid kelas V SD Negeri 20 Somba berjumlah 17 orang. Mereka inilah yang dibagi kedalam tiga kelompok berdasarkan domisili para murid. (haslan)