Pembentangan baliho yang dilakukan oleh IM3I di Stadion Prasamya Mandar Majene, lokasi pelaksanaan salat Id.
Majene, mandarnews.com – Ikatan Mahasiswa Mandar Majene Indonesia (IM3I) membentangkan baliho yang berisi sindiran kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene karena dianggap telah gagal dalam mengelola keuangan daerah.
Pembentangan baliho tersebut dilakukan oleh IM3I di lokasi pelaksanaan salat Id yang dihadiri oleh ratusan umat muslim, Sabtu (22/4), di Stadion Prasamya Mandar Majene.
Ketua Umum IM3I Wahyu M mengatakan, pembentangan baliho serta selebaran kertas yang dilakukan merupakan sebuah bentuk sindiran terhadap Pemkab Majene yang dianggap telah gagal dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Menurut Wahyu, APBD adalah inti dari kebijakan Pemkab dalam satu tahun, sehingga apabila APBD tidak terkelola dengan baik maka akan sangat berdampak bagi masyarakat.
“Tahun ini Kabupaten Majene mengalami defisit anggaran hingga mencapai sekitar Rp53 milyar yang mengakibatkan banyak program yang sifatnya wajib dibayarkan menjadi tertunda atau dipotong anggarannya, misalnya TPP pegawai yang berkaitan dengan hajat hidup pegawai dipotong, biaya operasional armada sampah yang kurang, anggaran pelayanan rumah singgah pasien yang ada di Kota Makassar yang tidak cair, dan masih banyak lagi pelayanan publik yang tidak maksimal yang harusnya dapat dinikmati oleh masyarakat,” ujar Wahyu.
Di lain sisi, lanjutnya, dalam kondisi pelayanan publik yang tak ditunaikan Pemkab Majene, program pelatihan yang tidak jelas capaian dan urgensinya malah menjamur dan memakan anggaran hingga puluhan milyar.
“Dengan ini kami menyimpulkan bahwa Pemkab Majene gagal dalam mengelola APBD dan nampak mempertontonkan ketidakberpihakannya kepada masyarakat Majene,” imbuh Wahyj.
Selain itu, IM3I Majene juga menanggapi mengenai dana participating interest (PI) Lerek-lerekan yang hingga hari ini belum jelas.
“Maka kami menuntut kepada Pemkab Majene untuk menerapkan transparansi besaran anggaran yang masuk dan pengelolaan pengalokasiannya kepada publik agar dana ini tidak bernasib sama dengan gagalnya engelolaan APBD,” tegas Wahyu.
IM3I memilih pemasangan baliho dilakukan di lokasi pelaksanaan salat Id karena melihat ini adalah momen dimana masyarakat Majene berkumpul.
Adapun isi baliho tersebut bertuliskan “Kami Keluarga Besar IM3I Mengucapkan Mohon Maaf Lahir dan Batin untuk Masyarakat Majene. Tapi Tiada Maaf untuk Pemda Majene yang Gagal Mengelola APBD”.
Sementara isi dari selebaran kertas yang dibagikan ke masyarakat setelah salat Id sama dengan isi dari baliho tersebut hanya saja ada poin yang ditambahkan bertuliskan “Hati-hati dan waspada terhadap dana participating interest (PI) Lerek-lerekan yang berpotensi bernasib sama dengan APBD”. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia