Majene, mandarnews.com – Berawal dari pengalaman pribadi, Masruri yang lebih dikenal sebagai Acong merintis usaha jualan buku. Ia pernah mengalami pengalaman pahit semasa mahasiswa di kala butuh referensi untuk menambah wawasan.
Menurutnya, dahulu apabila ia mau baca buku, mesti memiliki buku sendiri. Hal tersebut membuat Acong terpaksa ke kota Makassar untuk mendapatkan buku yang diinginkan. Baginya itu sulit.
“Apalagi dulu kan transportasi dianggap sangat mahal,” katanya, Rabu 30 Mei 2018.
“Begitu pulang dari perantauan, saya ketemu dengan teman-teman mahasiswa. Saya selalu mau sarankan baca buku tapi kalau sarankan baca buku, mau beli dimana?,” lanjutnya.
Acong menyatakan bahwa sekarang tiada alasan lagi bagi siapapun terutama mahasiswa untuk tidak memiliki buku. Meskipun membelinya tidak mesti di toko buku miliknya.
Baginya, tentu saja meminjam dan memiliki itu berbeda. Kalau meminjam buku pastilah membacanya mesti buru-buru disebabkan tenggat waktu pengembalian. Selain itu tidak ada aset pengetahuan.
“Yang saya anggap aset itu adalah buku,” akunya.
Bernama Naki Madalle, toko bukunya beralamat di Jalan KH. Daeng Tanjung Batu Kelurahan Labuang Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten. Acong mengaku telah jalankan bisnis jualan buku sejak awal 2017 lalu.
Stok bukunya beragam genre, baik fiksi maupun nonfiksi. Antara lain agama, filsafat, buku paket pelajaran sekolah, serta novel. Dia bercerita awalnya dari kost ke kost untuk memasarkan bukunya, targetnya adalah mahasiswa.
“Saya diskusi tapi saya bawa bukunya dalam tas. Saya presentasikan saja langsung. Begitu mereka tertarik, saya perlihatkan, ini bukunya bagus,” katanya. (Najib)