Penanaman 1.000 mangrove di pantai Dusun Lingian Desa Ogotua, Dampal Utara, Tolitoli, Sulawesi Tengah, Selasa (23/2).
Tolitoli, mandarnews.com – Aliansi Pemuda Kecamatan Dampal Utara, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng) bersama beberapa lembaga lingkungan melakukan penanaman 1.000 mangrove di sepanjang pinggir pantai Dusun Lingian Desa Ogotua, Dampal Utara, Selasa (23/2).
Aksi penanaman 1.000 mangrove ini mengangkat tema “Konservasi Mangrove sebagai Hutan Pendidikan dan Ekowisata”.
Menurut Rahmat, salah satu peserta aksi, hal ini dilakukan dengan harapan kedepannya tempat yang ditanami mangrove bisa menjadi hutan pendidikan yang akan memberikan edukasi kepada masyarakat yang nantinya juga bisa dimanfaatkan sebagai lahan ekowisata.
“Kami membuat tema lengkap beserta desain dan denah konservasi mangrove. Desain dan denah konservasi pun telah pernah mengikuti ajang bergengsi di tingkat nasional di Yogyakarta dalam mengatasi permasalahan pesisir dan sesuai dengan kearifan lokal masyarakat sekitar,” tutur Rahmat.
Sementara Reynaldi selaku koordinator aksi mengatakan agar kiranya pemuda-pemudi kedepan untuk tetap menjaga semangatnya agar aksi ini tidak berhenti dan hanya sekali pelaksanaan.
“Kani juga berharap pemuda-pemudi bisa menjadi ujung tombak pergerakan dalam melaksanakan program-program yang bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya untuk Kecamatan Dampal Utara yang lebih baik,” ujar Reynaldi.
Begitupun yang disampaikan Syarif Pamboang, salah satu koordinator lembaga yang tergabung di Aliansi Pemuda Dampal, semoga dengan adanya program seperti ini pemuda-pemudi Dampal Utara semakin kompak.
Dalam kegiatan ini, juga menghadirkan pembicara untuk menyosialisasikan program ini yakni Muhammad Vahrun yang akrab disapa Mato’, aktivis lingkungan dari Yayasan Bone Bula.
Mato’ mengatakan bahwa banyak manfaat yang bisa diambil dari mangrove ini. Selain untuk alam, mangrove juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan handsanitizer.
Simpu yang merupakan penyuluh kesehatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Desa Ogotua pada saat sosialisasi sebelum aksi penanaman mangrove mengamini pernyataan Mato’ sebelumnya.
“Saya harap program ini dilaksanakan dengan serius agar harapan-harapan yang disampaikan bisa terwujud,” ujar Simpu.
Program ini pun didukung penuh oleh Pemerintah Kecamatan Dampal Utara.
Sapruddin Dg. Parebba, camat setempat mengapresiasi adanya kegiatan ini karena selain untuk melindungi pesisir pantai dari hantaman ombak, juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat ekowisata nantinya.
Tidak hanya pemerintah setempat yang mendukung penuh giat ini. Tetapi juga beberapa satuan di Dampal Utara seperti dari satuan keamanan Tentara Nasional Indonesia-Kepolisian Republik Indonesia (TNI-Polri).
Simanjuntak, sapaan akrab Komandan Pos Pangkalan Angkatan Laut (Danposlanal) yang wilayah kerjanya mulai dari Kecamatan Dampal Selatan, Dampal Utara, hingga Dondo pun mendukung penuh program tersebut.
“Mangrove ini selain bermanfaat sebagai tanggul alam, juga nantinya jika dirawat dengan baik maka kedepannya akan menambah destinasi wisata baru untuk wilayah yang ditumbuhi oleh mangrove,” tutur Simanjuntak, senada dengan yang disampaikan Komandan Rayon Militer (Danramil) Kecamatan Dampal Utara.
Adapun lembaga yang tergabung dalam aksi ini mulai dari persiapan hingga pelaksanaannya berjumlah 12 lembaga atau komunitas yang terdiri dari berbagai pergerakan di bidang kepemudaan seperti Ikatan Pemuda Pelajar Mandar (IPPM), Satuan Tugas (Satgas) Anti Narkoba Dampal Utara, Risma Mutmainnah Bambapula, Risma Nurul Huda Sese, Sekolah Guru Indonesia (SGI), Community Gowes North Dampal (CGO-ND), Komunitas Hijrah Dampal Utara (HDU), Komunitas Pemuda-Pemudi Pecinta Olahraga dan Seni (KOMPAS) Ogotua, Yayasan Bone Bula, LS-ADI Dampal Utara, Risma Nurul Na’im Kabinuang, serta Saka Bhayangkara. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia