Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, dalam kegiatan Halaqoh Kebangsaan yang digelar Presidium Nasional Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE), di Trawas, Mojokerto, Sabtu (27/1)
Mojokerto – Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengungkap peran penting ulama dalam membangun bangsa. Ia mencontohkan peran KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama dan Pesantren Tebuireng yang tidak hanya bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan, tapi juga negara.
“Teladan untuk negara beliau berperan menelurkan resolusi jihad, merumuskan dasar negara, meluruskan Piagam Jakarta yang menjadikan Indonesia kokoh hingga saat ini,” tegas Moeldoko saat menyampaikan orasi kebangsaan pada Halaqah Kebangsaan yang digelar Presidium Nasional Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE), di Trawas, Mojokerto, Sabtu (27/1)
Menurut Moeldoko, teladan KH. Hasyim Asy’ari harus terus dijaga dan dilanjutkan oleh para alumni Pesantren Tebuireng yang saat ini berposisi dalam berbagai level. Bukan hanya sebagai follower atau pengikut, tapi juga harus bisa melampaui pencapaiannya. “KH. Hasyim Asy’ari lebih menyukai jika ada penerusnya yang dapat melaumpaui pencapaian beliau,” tambahnya.
Panglima TNI 2013-2015 ini mengingatkan saat ini dunia selalu berubah dengan cepat, risikonya tinggi, kompleks, dan sering mengejutkan. Menghadapi fenomena tersebut, pesan Moeldoko, masyarakat, khususnya para alumni Pesantren Tebuireng harus mampu merajut ukhuwah, serta menjadi pemecah masalah, berpikir kritis, kreatif, dan menciptakan inovasi.
“Membangun negara itu tidak mudah, negara membutuhkan dukungan para ulama. Kontribusi ulama selalu dibutuhkan negara. Keluarga besar Tebuireng, NU, sudah membuktikan perannya untuk negara,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Moeldoko juga memastikan pemerintah selalu menempatkan pesantren pada posisi strategis. Hal ini dibuktikan dengan pemberian berbagai bantuan dan fasilitasi bagi pesantren, seperti inkubasi, program kemandirian ekonomi, dan pendidikan.
Untuk bantuan inkubasi, sambung dia, pemeritah sudah memberikan bantuan kepada 2.079 pesantren dengan nilai sebesar Rp 175 juga hingga Rp 400 juta. Sementara bantuan kemandirian ekonomi diberikan kepada ribuan pesantren dengan nilai bantuan sebesar Rp 300 miliar.
“Pemerintah juga memberikan bantuan pendidikan kepada pesantren dan para santri melalui Program Indonesia Pintar (PIP) dan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB),” pungkasnya. (Rizaldy/KSP)