Sejumlah warga desa Sandapang,kec. Kalumpang terpaksa Menandu keluarganya yang sakit
Mandarnews.com – Tahun 2014, warga Desa Sandapang merintis jalan untuk menembus hutan yang mengisolasi mereka dengan dunia luar. Alhasil, mereka berhasil. Hasil bumi dari desa yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Kalumpang Kabupaten Mamuju ini sudah bisa diangkut menggunakan mobil. Motor pun lancar jaya berlalu lalang.
Sayangnya, situasi yang membuat warga Desa Sandapang menikmati kebahagiaan itu hanya berlangsung singkat. Akses jalan yang mereka rintis hanya “seumur jagung”.
Harapan mereka agar jalan yang mereka rintis itu mendapat perhatian pemerintah kabupaten untuk dilakukan peningkatan jalan tak kunjung tiba. Jalan yang masih berupa tanah itu pelan-pelan mulai rusak tergerus air ketika hujan. Dan akhirnya rusak parah. Jika hujan, jalan itu seketika menjadi kubangan. Kendaraan model apa pun di sana, tak ada yang bisa melintasinya.
“Kami juga warga Mamuju, tentunya berharap ke depan pemerintah lebih responsif dan berbaik hati melihat warganya seperti kami yang betul-betul masih terisolasi,” kata Asril, salah seorang warga Sandapang.
Kondisi seperti ini membuat mereka terisolasi kembali. Hasil bumi yang menjadi penopang hidup tak lagi bisa dijual keluar. Dan akhirnya membusuk. Miris memang.
Tapi lebih miris ketika ada warga yang butuh pertolongan tenaga kesehatan. Warga harus menandunya sejauh kurang lebih 16 kilometer agar bisa sampai ke jalan poros Kecamatan Kalumpang. Selanjutnya melanjutkan perjalanan ke fasilitas kesehatan.
Situasi memiriskan ini sudah berlangsung lama. Sejak jalan rintisan swadaya warga rusak kembali. Situasinya kembali ke jaman dulu. Jaman ketika masih terisolasi.
Kesadaran warga untuk berobat ke sarana kesehatan mulai meningkat. Tapi terancam tergerus sebagaimana tergerusnya harapan mereka soal perbaikan jalan. Bisa pula tergerus oleh kondisi fisik yang mulai melemah menandu si sakit yang mulai meninggalkan perdukunan.
Tak lagi satu dua orang saja yang warga tandu. Tapi sudah banyak. Setiap ada warga yang sakit, sudah hampir pasti ditandu. Apalagi yang mereka membutuhkan penanganan emergency.
Seperti yang terjadi kemarin, Minggu (22/6), seorang ibu hamil warga Desa Sandapang harus ditandu dengan menempuh jarak sekira panjang 16 kilometer.
Jarak tempuh ini baru sampai ke jalan poros kecamatan Kalumpang. Selanjutnya masih harus menempuh jarak 94 kilometer atau waktu tempuh sekira 6 – 8 jam untuk sampai ke RSUD Mamuju menggunakan kendaraan roda empat.
Pemerintah yang berwenang mesti peka melihat kebutuhan warga Desa Sandapang ini. Kesadaran mereka akan penanganan melalui medis metinya dijaga agar tidak pupus. Demikian halnya penopang hidup mereka sedianya dipikirkan akan bisa terjual, bukan tinggal membusuk karena tak bisa diangkut keluar desa karena terhalang kondisi jalan. (*)