“Jangan beranggapan jika peserta JKN-KIS yang dibayarkan oleh Pemerintah pelayanannya kurang baik, justru sekarang RS memprioritaskan peserta PBI APBN dan PBI APBD karena pemasukannya paling banyak dari situ,” sebut Suaib.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Kebunsari, Heri Siswandi, dalam kesempatan tersebut mengaku berterima kasih karena telah memilih Desa Kebunsari untuk dijadikan sebagai tempat sosialisasi mengenai BPJS.
“Berbicara tentang BPJS, kaitannya adalah ibadah karena di sini kita bersedekah, kita membantu orang lain. Semoga ini memberi penyadaran kepada kita mengenai pentingnya memiliki kartu BPJS,” ucap Heri.
Sosialisasi kemudian dibawakan oleh Deputi Direksi Bidang Riset dan Pengembangan BPJS Kesehatan, dr. Andi Afdal Abdullah.
dr. Andi Afdal pun menjabarkan mengenai seluk-beluk BPJS, seperti alasan mengapa harus menjadi peserta JKN-KIS, siapa saja peserta JKN-KIS, jumlah peserta JKN-KIS di Indonesia, cara mendaftar menjadi peserta JKN-KIS, serta pelayanan yang dijamin dan tidak dijamin oleh JKN-KIS.
“Per 28 Juni 2019, peserta JKN-KIS mencapai 222.505.858 jiwa, yang terdiri dari 96.674.464 jiwa peserta PBI APBN, 37.479.280 jiwa peserta PBPU/Bukan Pekerja, 36.757.205 jiwa peserta PBI APBD, 32.350.269 jiwa peserta PPU Swasta, 14.623.545 jiwa peserta PPU PNS, 2.869.275 jiwa peserta PPU Polri/TNI, dan 1.751.820 jiwa peserta PPU BUMN/BUMD,” tutur dr. Andi Afdal yang juga merupakan mantan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Kebunsari dari tahun 1999-2002 ini.
Dalam kegiatan ini, BPJS Kesehatan juga menyerahkan sejumlah peralatan olahraga, seperti bola voli dan raket bulutangkis kepada perangkat desa Kebunsari.
Reporter: Ilma Amelia