Budi Mansur, Sekretaris Komisi III DPRD Majene.
Majene, mandarnews.com – Wisata pemandian Pattumea yang ada di Desa Betteng, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), baru saja diresmikan, Selasa (22/2) kemarin.
Peresmian dihadiri oleh Kepala Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Desa (PMD) Andi Amriana Chaerani, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek), Komandan Rayon Militer (Danramil), tokoh masyarakat, Staf Ahli Pendidikan dan Kebudayaan mewakili Bupati Majene Mustamin, serta Sekretaris Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Majene Budi Mansur, komisi yang menjadi mitra kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Majene.
Menyikapi peresmian tersebut, Budi Mansur mengapresiasi kinerja dari Pemerintah Desa Betteng yang telah memploting anggaran desanya hingga menghasilkan sebuah wisata baru di desa tersebut.
Budi menyampaikan bahwa tempat wisata yang ada di Desa Betteng tersebut berpotensi menjadi agrowisata.
Menurutnya, saat ini Pemerintah Kabupaten Majene, dalam hal ini organisasi perangkat daerah (OPD) terkait tinggal melakukan kolaborasi untuk mewujudkan hal itu.
“Tugas Pemda saat ini, karena sudah ada desa yang berinovasi, maka harus ada kolaborasi dari berbagai OPD untuk mendukung wisata Pattumea menjadi agrowisata,” jelas Budi, Selasa (22/2) malam.
Budi mencontohkan, OPD yang dapat membangun kolaborasi dengan desa ini adalah Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Majene.
“Di sana itu tidak hanya wisatanya, karena di sana ada tempat bersejarah yakni monumen I Calo Ammana I Wewang dan Ammana Pattolawali, salah satu pejuang kemerdekaan di tanah Mandar,” kata Budi.
Menurutnya, dari situ tempat wisata tersebut dapat menjadi tempat wisata yang mempunyai nilai lebih dan nilai sejarah karena dapat memberikan edukasi tentang kemerdekaan dan perjuangan di tanah Mandar.
“Termasuk Dinas Pertanian. Mereka juga masuk dengan memberikan edukasi kepada pemerintah desa terkait pembudidayaan buah atau tanaman khas dari desa tersebut, sehingga saat pengunjung atau wisatawan masuk dapat disuguhi buah-buahan yang mereka juga bisa nikmati,” sebut Budi.
Di desa tersebut juga terdapat lembaga Timbo Gading. Itu dapat dimanfaatkan dan digaungkan untuk melengkapi wisata tersebut.
Untuk merealisasikan hal tersebut, melalui pokok-pokok pikiran tahun 2023 nanti, Budi berencana mengusulkan ke Pemkab terkait pembangunan rumah adat Timbo Gading.
“Nanti di rumah adat itu akan ada sanggar seni khusus lembaga, sehingga itu akan menjadi nilai seni. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga harus masuk. Jadi, sebelum orang masuk di wisata harus melalui rumah adat ini. Konsep pembuatan rumah adat ini akan disesuaikan dengan konsep rumah adat di sana,” ucap Budi.
Ia pun berharap, wisata Pattumea ini dapat menjadi agrowisata yang melibatkan penggunaan lahan pertanian atau fasilitas terkait yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yang memiliki beragam variasi, seperti labirin jagung, suguhan buah nanas, dan rumah makan di atas tebing. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia