Vaksinasi oleh Bupati dan Muspida Majene, Rabu (10/2) di Puskesmas Totoli.
Majene, mandarnews.com – Niat Bupati Majene Lukman untuk disuntik vaksin Sinovac covid-19 hari ini (10/2) gagal terwujud. Lukman yang sudah hadir sejak pagi di Puskesmas Totoli tidak dapat divaksin akibat tekanan darah yang tinggi.
Prosedur pemberian vaksin memang melalui beberapa tahap sebelum disuntik vaksin. Namun, saat pemeriksaan tekanan darah, mantan wakil Bupati Majene ini diketahui mengalami tekanan darah tinggi.
Meski demikian, Lukman tidak patah semangat. Ia memilih untuk kembali ke Kantor Bupati untuk membuka kegatan rapat koordinasi (rakor) via konferensi video. Sekira pukul 11.00 WITA, ia kembali ke Puskesmas Totoli untuk mengikuti vaksin. Namun, hasilnya tetap sama, tekanan darah yang tinggi membuatnya gagal ikut vaksin tahap pertama ini.
“Salah satu syarat harus normal tensinya, namun rupanya tensi saya agak tinggi sehingga diberikan waktu untuk istirahat baru setelah itu bisa melanjutkan pemeriksaan kesehatan kembali sebelum betul-betul disuntik vaksin,” ujar Lukman kepada awak media.
Meski demikian, kapan pun jika sudah normal kembali ia siap divaksin.
“Tadi tensinya sekitar 180 sementara normalnya sekitar 120 hingga 130,” ungkap Lukman.
Tingginya tensi darah, lanjutnya, bukan karena merasa tegang, bahkan ia mengaku biasa-biasa saja untuk melakukan vaksinasi, hanya saja mungkin karena kesibukan beberapa hari belakangan menjadi penyebab.
Selain Lukman, Sirajuddin selaku Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Majene juga dinyatakan gagal vaksin. Hal tersebut karena tingginya tekanan darah saat pemeriksaan kesehatan.
Dikutip dari laman Facebook Sirajuddin, dalam proses pemberian vaksin ada empat meja yang harus dilalui, yang pertama untuk pendaftaran atau registrasi dengan menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Di meja kedua dilakukan screening untuk mengecek kondisi fisik calon penerima vaksin, salah satunya dengan mengukur tekanan darah. Di meja ketiga untuk penyuntikan vaksin, dan meja keempat untuk pemantauan setelah divaksin.
Sirajuddin menyampaikan bahwa ia gagal melanjutkan tahap ketiga setelah melakukan pemeriksaan di tahap kedua.
Menurutnya, ia memang mempunyai riwayat tekanan darah tinggi. Meski demikian, ia siap divaksin menunggu waktu yang tepat nanti.
“Tapi alhamdulillah istri sudah vaksin pertama. Minimal ada 1 orang dalam keluarga yang bisa memutus mata rantai penyebaran covid-19,” kata Sirajuddin.
Selain Bupati dan Jubir Satgas yang gagal mengikuti vaksinasi pencegahan covid-19, Rektor Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) juga mengalami hal yang sama. Ia juga gagal vaksin karena tekanan darah tinggi.
Namun, karena proses vaksinasi dilakukan juga oleh unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida), ada beberapa orang yang telah selesai divaksin diantaranya, Komandan Komando Resor Militer (Dandim) 1401 Majene Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Yudi Rombe, Kepala Kementerian Agama Majene Adnan Nota, Ketua Pengadilan Agama Marwan Wahdin, dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene Ilhamsyah.
(Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia