Saat sejumlah siswa-siswi di Majene harus menggunakan jasa angkutan umum baik ke sekolah atau saat pulang.
Majene, mandarnews.com – Keberadaan Bus sekolah di Kabupaten Majene menjadi bahan perbincangan sejumlah orang khususnya siswa-siswi yang terbiasa menggunakan jasa angkutan ini.
Pasalnya, sejak pandemi Covid-19 atau diterapkannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Majene, bus sekolah yang biasanya beroperasi sudah sangat jarang terlihat.
Raifalinda Juniarti misalnya, siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Majene ini mengaku sudah lama sekali tidak menggunakan jasa Bus sekolah.
Hal ini disebabkan, karena bus sekolah yang biasanya beroperasi setiap hari, kini sudah jarang terlihat.
“Sudah lama sekali tidak terlihat (beroperasi), bahkan sejak PTM hanya beberapa kali terlihat, tapi jadwalnya pun tidak menentu kapan beroperasi tapi sangat jarang,” jelas Raifalinda, saat dikonfirmasi, Rabu (2/2/2022) di sekolahnya.
Bahkan, kata Raifalinda sendiri, terakhir menggunakan jasa bus sekolah sudah 2 minggu lebih. Dan hingga saat ini sudah lama tidak beroperasi.
Akibat tidak beroperasinya bus sekolah ini, Raifalinda mengaku telah beberapa kali mengalami keterlambatan ke sekolah karena beberapa kali menunggu bus sekolah tapi ternyata tidak beroperasi.
Lanjut Raifa, beruntung karena orang tuanya bisa menyisihkan waktu untuk mengantarnya ke sekolah sebelum bekerja meskipun jarak yang dilalui cukup jauh.
Bahkan, sesekali Raifa harus menggunakan jasa ojek, ketika orang tuanya sedang sibuk dan menyisihkan uang jajan sekolah untuk pembayaran ojek.
Menurut Raifa, kondisi yang dialami tidak hanya dirasakan sendiri.
Menurutnya, hampir semua siswa-siswi yang berasal dari Lingkungan Tande, Kelurahan Tande, Kecamatan Banggae Timur, Majene atau lingkungan lainnya yang sekolah jauh dari tempatnya merasakan hal demikian. Kecuali mereka yang mempunyai kendaraan pribadi.
“Kalau teman banyak, ya solusinya kalau orang tua belum sempat antar, ya naik ojek, atau jasa angkutan umum lainnya seperti angkot,” kata Raifa.
Siswi kelas IX A ini pun berharap, Pemerintah Daerah atau Dinas terkait bisa memperhatikan fasilitas pendukung penunjang pendidikan di Majene seperti hal pengoperasian bus sekolah.
Raifalinda merupakan siswi MTsN 1 Majene yang beralamatkan di Lingkungan Tande. Jarak ke sekolahnya cukup jauh bahkan sekitar 6 kilometer lebih.
Hal inilah yang membuat jasa bus sekolah sangat penting baginya.
Selain Raifalinda, kesusahan karena tidak jalannya bus sekolah juga dirasakan Aqilah siswi MTsN 1 Majene kelas IX B.
Siswi yang beralamatkan di Saleppa ini, setiap hari harus naik ojek ke sekolah.
Ia terpaksa menyisihkan uang jajannya untuk membayar tukang ojek.
“Sejak tidak beroperasinya bus ya harus naik ojek, karena terkadang orang tua tidak sempat ngantar,” tukas Aqilah.
Ia pun berharap, bus sekolah dapat segera beroperasi seperti sedia kala, yang jadwal kedatangan penjemputan dan pengantarannya jelas.
“Kasian bagi teman-teman lainnya, yang sudah uang jajannya pas-pasan dan orang tuanya tidak memiliki kendaraan,” ungkap Aqilah.
Salah satu anggota Ikatan Mahasiswa Mandar Majene (IM3) Indonesia Dicky Zulkarnain juga ikut berbicara.
Menurutnya, seharusnya Pemerintah Daerah dan organisasi perangkat daerah terkait memperhatikan hal itu.
Karena menurutnya, pendidikan merupakan pelayanan dasar yang sudah semestinya semua fasilitas atau kebutuhan siswa dapat terpenuhi.
“Sudah lama Majene menjadi Kota Pendidikan, masalah bus sekolah seharusnya bukanlah persoalan, jadi diharapkan pemerintah dapat serius dalam hal ini,” harapnya saat dikonfirmasi.
Sementara itu, Bupati Majene Andi Achmad Syukri Tammalele (AST) yang sebelumnya dikonfirmasi mengatakan, secepatnya akan menormalkan kembali pengoperasian bus sekolah.
Ia mengaku, akan memanggil Kepala Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Majene untuk membicarakan hal itu.
“Kami akan memanggil Disdikpora karena teknisnya ada di mereka, tentu kita selaku pemerintah juga mau agar secepatnya bus sekolah ini dapat segera beroperasi secara maksimal. Hanya memang persoalan Covid-19 kemarin sehingga pengoperasian dihentikan, tapi ini karena agak mulai normal dan sudah PTM maka tentu akan segera beroperasi,” tandas Bupati.
Saat media mandarnews.com hendak mencoba mengkonfirmasi ke Disdikpora Majene sayangnya kepala dinas Dikpora, H. Mithar menurut salah satu pegawai di sana sedang keluar kota yakni ke Makassar.
(Mutawakkir Saputra)