Skip to content
20/10/2025
  • facebook
  • twitter
  • instagram.com
  • youtube
  • whatsapp
MANDARNEWS.COM

MANDARNEWS.COM

Mengedepankan Nalar Dengan Akal & Realitas

pasang iklanmu di sini
Primary Menu
  • HOME
  • sulbar
  • Lintas Daerah
  • Edukasi + Sains
  • Teknologi
  • Sport
  • Health
  • Life Style
  • advertorial
  • International
  • Sahabat MN
Live
  • Home
  • News
  • Sosial Ekobis
  • Dari Gold ke Code: Era di Mana Bitcoin Jadi Emas Lama dan Ethereum Jadi Wall Street Baru
  • Sosial Ekobis

Dari Gold ke Code: Era di Mana Bitcoin Jadi Emas Lama dan Ethereum Jadi Wall Street Baru

Mandar News 20/10/2025

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
  • Telegram
  • WhatsApp
public

Dunia investasi digital sedang memasuki babak baru. Jika dulu emas dianggap sebagai simbol kekayaan dan stabilitas, kini dunia digital punya versinya sendiri: Bitcoin dan Ethereum. Di tengah perubahan cepat ini, para investor di Indonesia punya cara lebih mudah untuk ikut berpartisipasi lewat Nanovest, aplikasi investasi modern yang menggabungkan Saham Amerika Serikat, Aset Kripto, dan Emas Digital dalam satu platform.

Bagi kamu yang baru ingin mulai berinvestasi di aset kripto, Nanovest bisa jadi pilihan yang tepat. Aplikasi ini sudah berlisensi resmi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menjadikannya platform investasi yang aman dan terpercaya.
Kelebihannya, aset kamu di Nanovest terlindungi dari risiko cybercrime berkat Asuransi Sinarmas, sehingga kamu bisa berinvestasi dengan tenang.
Bahkan dengan modal kecil, kamu bisa mulai membeli Bitcoin, Ethereum, atau aset kripto lainnya langsung dari smartphone kamu. Aplikasi Nanovest sudah tersedia di Play Store dan App Store, siap jadi teman investasi kamu di dunia digital.

Ethereum vs Bitcoin: Perebutan Tahta di Dunia Kripto

Dalam dunia investasi kripto, dua nama besar selalu jadi sorotan: Bitcoin dan Ethereum. Bitcoin lahir lebih dulu pada 2009 dan dikenal sebagai “emas digital” karena sifatnya yang langka dan tahan inflasi. Namun, Ethereum muncul dengan ambisi yang berbeda — bukan sekadar alat simpan nilai, tapi pondasi bagi sistem keuangan digital masa depan.

Ethereum memperkenalkan konsep smart contract, yaitu kode yang memungkinkan transaksi otomatis tanpa perantara. Teknologi inilah yang menjadi dasar bagi munculnya DeFi (decentralized finance), NFT, dan kini tren besar bernama tokenisasi aset dunia nyata (Real World Asset Tokenization).
Melalui Ethereum, aset seperti saham, properti, dan bahkan mata uang dolar dapat diubah menjadi token digital yang bisa diperdagangkan di blockchain. Artinya, Ethereum bukan hanya sekadar “mata uang”, tapi infrastruktur global untuk ekonomi digital.

Ethereum Jadi “Wall Street” Baru?

Menurut Tom Lee, co-founder FundStrat dan chairman BitMine Technologies, Ethereum memiliki potensi menjadi “Wall Street baru” di dunia digital. Dalam wawancaranya dengan BeInCrypto, Lee membandingkan fenomena ini dengan berakhirnya era standar emas pada 1971, ketika Wall Street menggantikan emas sebagai pusat kekayaan dunia.

Lee berpendapat, di era blockchain, Ethereum akan memegang peran sebagai infrastruktur keuangan global, tempat seluruh aset digital dan dunia nyata akan ditokenisasi. Ia memperkirakan, gelombang besar tokenisasi ini akan menciptakan peluang investasi yang masif di ekosistem Ethereum.

Lee bahkan memproyeksikan harga ETH bisa mencapai US$60.000, sementara Bitcoin bisa menembus US$1,5–2,1 juta. Ia menekankan bahwa keduanya punya peran berbeda namun saling melengkapi: Bitcoin sebagai penyimpan nilai (digital gold), dan Ethereum sebagai mesin ekonomi digital (digital Wall Street).

Tokenisasi: Masa Depan Keuangan Global

Tren tokenisasi kini mulai diadopsi oleh lembaga keuangan besar dunia. Bank seperti JPMorgan dan BlackRock telah melakukan uji coba tokenisasi obligasi dan dana investasi berbasis Ethereum. Ini menjadi bukti bahwa masa depan keuangan global bergerak menuju ekosistem blockchain yang transparan, efisien, dan tanpa batas geografis.

Dalam konteks ini, Ethereum berfungsi sebagai jembatan antara sistem keuangan tradisional dan dunia digital. Sama seperti bagaimana Wall Street menjadi pusat ekonomi abad ke-20, Ethereum kini berpotensi menjadi pusat keuangan abad ke-21 — hanya saja semua infrastrukturnya berbasis kode dan blockchain.

Investor Mulai Melirik Ethereum

Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah pengembang aktif di jaringan Ethereum kini melampaui Bitcoin, menandakan bahwa inovasi dan aktivitas ekonomi digital lebih banyak tumbuh di ekosistem Ethereum. Para investor besar mulai melirik Ethereum bukan sekadar sebagai aset, tapi sebagai infrastruktur ekonomi.

Untuk investor ritel di Indonesia, peluang ini kini semakin mudah diakses lewat Nanovest.
Aplikasi ini memudahkan pengguna untuk berinvestasi di kripto, saham AS, dan emas digital hanya dari satu akun. Dengan fitur keamanan, lisensi resmi OJK, dan proteksi Asuransi Sinarmas, Nanovest menjadi gerbang aman menuju dunia keuangan digital bagi semua kalangan — baik pemula maupun investor berpengalaman.

Kesimpulan: Dari Emas ke Blockchain

Jika emas dulu menjadi simbol stabilitas, kini blockchain dan aset digital mengambil alih peran itu di era modern. Bitcoin tetap menjadi “emas digital” yang menyimpan nilai, tetapi Ethereum mulai memegang kendali sebagai mesin penggerak ekonomi global yang baru.

Seperti yang dikatakan Tom Lee, “Kita mungkin sedang menyaksikan sejarah terulang — hanya saja kali ini, emas digantikan oleh kode.”
Dan bagi kamu yang tak ingin tertinggal di revolusi keuangan digital ini, mulailah dari sekarang dengan Nanovest — aplikasi investasi saham & kripto terpercaya di Indonesia yang membawa dunia keuangan masa depan langsung ke genggaman kamu.

Mandar News

See author's posts

Like this:

Like Loading...

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Continue Reading

Previous: Wujudkan Layanan Prima, KAI Sumut Benahi dan Perluas Stasiun Perbaungan
Next: Pelindo Multi Terminal Optimalkan Kinerja dan Fasilitas di Pelabuhan Malahayati, Dukung Pertumbuhan Ekonomi Aceh

Related Stories

public
  • Sosial Ekobis

PTPP Dukung Ketahanan Air Nasional Lewat Proyek Sistem Pengaliran Air Baku Karian–Serpong Paket 2 Senilai Rp822,3 Miliar

Mandar News 20/10/2025
public
  • Sosial Ekobis

PalmCo, Subholding Holding Perkebunan Nusantara, Cetak Capaian Tertinggi dalam Program Peremajaan Sawit Rakyat

Mandar News 20/10/2025
public
  • Sosial Ekobis

COCONUT Computer Club Didukung Indigo Telkom Selenggarakan Kelas Backend REST API dengan Golang dan Perkenalkan Platform Apilogy di Makassar

Mandar News 20/10/2025
Rumah Snack Homemade
Pengganti Iklan Kosong
IKLAN
IKLAN

OBITUARI

Dinas Perumahan Rakyat Mateng

Awo (50) Bangkit (59) Bawaslu Majene (53) Berita Majene (49) Berita Mamasa (68) Berita Mandar (83) Bupati Majene (40) corona (76) covid 19 (247) DPRD Majene (40) gempa sulbar (48) Indonesia (56) Kebakaran (42) Kodim 1401 majene (97) KPU Majene (103) KPU Mamasa (45) KSP (260) lawan Covid-19 (93) Longsor (43) majene (1335) Malunda (47) mamasa (449) mamuju (250) mandar (223) Mari Vaksin (61) Moeldoko (79) pemilu (43) Pemilu 2019 (71) Pemilu 2024 (46) pemkab majene (114) pemprov sulbar (62) polda sulbar (130) polewali mandar (51) polman (264) polres majene (367) polres mamasa (62) Presiden (40) Sendana (56) Sosialisasi (48) sulawesi barat (87) sulbar (1354) TMMD (55) Unsulbar (60) Vaksin (41) warga (39)

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • facebook
  • twitter
  • instagram.com
  • youtube
  • whatsapp
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.
 

Loading Comments...
 

    %d