Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko saat menghadiri forum KSP Mendengar seri ke-10 dengan tema Defisit Anggaran dan Utang Pemerintah di Gedung Bina Graha, Selasa (23/2)
JAKARTA – Kantor Staf Presiden (KSP) kembali menggelar KSP Mendengar seri ke -10 dari Situation Room Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (23/2). KSP Mendengar dengan tema Defisit Anggaran dan Utang Pemerintah ini diambil agar masyarakat benar-benar memahami postur utang dan anggaran Pemerintah, dan tidak terjebak dalam misinformasi yang beredar.
“Karena sebenarnya pembiayaan utang Indonesia stabil sejak 2015. Pada 2020 memang utang lebih besar karena dampak pandemi,” tutur Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo.
Selain itu, lanjut Prastowo, Indonesia berhasil menjaga rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam 10 tahun terakhir pada level di bawah 30 persen. Meski begitu, Prastowo juga mengakui rasio tersebut sempat naik pads 2020 seiring dengan bertambahnya utang untuk penanganan Covid-19.
Di sisi lain, lanjut Prastowo, Indonesia juga mendapat proyeksi utang paling rendah dibandingkan negara lain. “Karena pelunasan juga dilakukan, sehingga mengurangi beban. Dengan begitu, pengelolaan utang Indonesia sudah sangat prudent dan menunjukkan kehati-hatian yang sangat tinggi,” jelas Prastowo seraya menambahkan, Pemerintah berkomitmen untuk menjaga defisit fiskal secara moderat dan tidak melebihi 3 persen.
KSP Mendengar kali ini juga tetap spesial karena dihadiri lebih dari 130 orang dari berbagai elemen masyarakat. Tidak hanya itu, Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko juga hadir bersama Deputi III KSP Panutan S. Sulendrakusuma dan para Tenaga Ahli Kedeputian III KSP.
Pada kesempatan ini, Reza Dharmayanda, salah satu peserta KSP Mendengar, mengusulkan agar Pemerintah membuat gambaran atau bagan infografik sederhana yang bisa menunjukkan utang Indonesia dikelola secara prudent. Dengan begitu, kata Reza, masyarakat tidak mudah memandang negatif nilai utang Indonesia. Terlebih, katanya, selama ini utang Pemerintah tersebut diperuntukkan bagi penanganan pandemi Covid-19.
Adapun Tenaga Ahli Madya Kedeputian III KSP Ina Nurmalia Kurniati menyampaikan, implementasi vaksin dan sinergi kebijakan akan terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan. KSP pun optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa berkisar 4,5 persen – 5,5 perssn pada 2021, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV- 2020.(Rizaldy/KSP)