Ia berharap, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bonde berperan aktif untuk memberikan pelayanan kepada warganya, mulai dari permodalan sampai kepada pemasaran, agar perekonomian masyarakat desa maju.
“Saya harap, adanya pelatihan ini menghasilkan desain dan motif yang sesuai dengan selera pasar. Seharusnya Bumdes juga lebih banyak berperan, mencari literatur tentang motif dan desain yang bagus, pemilihan benang yang baik sehingga para pengrarajin SSM ini dapat mengikuti perkembangan model dan desain,” sebut Fahmi.
Bila para pengrajin berkembang, lanjutnya, tentu juga akan berdampak pada kesejahteraan para panette’ itu sendiri. Pemda Majene tentu akan selalu membantu dan mendorong pengembangan pengrajin SSM yang ada di Desa Bonde.
Sedangkan Kepala Dinas (Kadis) Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Majene, Hasdinar Asri, menyarankan agar seluruh perangkat desa, yakni kepala desa melalui dana desa dan Bumdes membuatkan suatu tempat sentra khusus untuk pengrajin, seperti balai, untuk memfokuskan mengembangkan pembuatan SSM, karena masyarakat yang ada di Desa Bonde masih mengesampingkan kegiatan menenun, sehingga produk SSM masih sedikit.
“Saya sarankan ini agar produk Desa Bonde ini maju, dibuatkan suatu tempat, ditampung semua pengrajin, kalau perlu dibuatkan jadwal, mereka bersama-sama menenun supaya semangat. Ketika ada konsumen, bisa langsung ketemu sama tempat pembuatan SSM,” ungkap Hasdinar.
Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengembangan pemasaran SSM melalui pameran-pameran nasional yang biasa diadakan, dan sering memesankan untuk seragam kantor.
“Kami sarankan juga pemasaran produk itu melalui Bumdes agar nanti bisa menambah hasil produk serta kualiatasnya. Kedepannya, setiap memeringati Hari Jadi Majene (HJM) kita menggunakan SSM khas Desa Bonde itu,” tutup Hasdinar. (Putra)
Editor: Ilma Amelia