Kades Bukit Samang, Bahri Baso, SH.
Majene, mandarnews.com – Desa Bukit Samang adalah sebuah perdesaan yang berada dalam wilayah Kecamatan Sendana Kabupaten Majene. Desa yang dipimpin Bahri Baso, SH, ini memiliki potensi pendapatan di berbagai bidang. Yang lebih dominan adalah di bidang pertanian, peternakan, dan pariwisata.
Di bidang pertanian, Bukit Samang merupakan salah satu desa pemasok cabe di kabupaten Majene. Sebanyak lima dusun yang ada di desa Bukit Samang mempunyai tanah subur untuk bertani cabe dan beberapa jenis sayuran. Antara lain dusun Apoang, Apoang Selatan, Apoang Utara, Passau, dan Passau Timur.
Selain cabe merah dan cakra, cabe rawit juga sangat potensial di Desa Bukit Samang. Hampir semua warga yang punya lahan menanam cabe.
“Kalau bidang yang dominan di sini sekarang untuk petani cabe. Lumayan hasilnya kalau di sini cabe. Semua dusun ada itu tanam cabe,” ungkap Bahri Baso, Selasa 14 maret 2017.
Kambing pun cukup potensial untuk dikembangkan di desa Bukit Samang. Sebagaimana dikatakan oleh Bahri Baso untuk bidang peternakan.
“Agak besar disini potensinya kalau kambing. Karena hampir tiap rumah tangga, biar PNS (Pegawai Negeri Sipil) ada juga kambingnya,” sebut Bahri Baso.
Di bidang pariwisata, Desa Bukit Samang memiliki dua objek wisata. Wisata kuliner yakni warung es kelapa muda yang terletak di pantai dusun Apoang Selatan dan Apoang Utara, dengan wisata alam Lambe-lambe yang ada di wilayah dusun Apoang Utara.
Wisata alam Lambe-Lambe ini terdapat kolam renang yang menggunakan air yang mengalir dari gunung. Di sana juga terdapat villa milik wakil bupati Majene, Lukman.
Di samping itu tanah di sekitar wilayah dusun Apoang dan Apoang Utara juga memiliki potensi untuk tambang batu bata. Namun demikian, tambang tersebut sudah dilarang dengan pertimbangan kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkannya apabila terus dikeruk untuk dibuat batu bata. Produksi batu bata tetap berjalan tapi dengan mengambil bahan dasar dari luar untuk dikelola di desa Bukit Samang.
“Karena memang kita juga batasi untuk pengolahan tanahnya karena galiannya itu, lingkungan rusak,” kata kepala desa Bukit Samang, Bahri Baso.
Sementara mengenai potensi di bidang kelautan mulai mengalami penurunan. Itu dilihat dari banyaknya nelayan di Desa Bukit Samang yang beralih profesi jadi tukang batu.
“Padahal kalau dipikir dulunya itu mayoritas nelayan. Tapi ada pergeseran kayaknya beralih profesi jadi tukang batu,” tutupnya. (najib)