Masyarakat Desa Sabang Subik begitu sangat
antusias dalam mendukung program Kampung Keluarga Berencana (KB). Hal tersebut
nampak terlihat saat pencanangan Kampung KB yang dilaksanakan pada 25 April
2016 di Desa Sabang Subik.
Program Badan Koordinasi Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKB PP) yang ke-10 dicanangkan di Desa
Sabang Subik, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Pencanangan
Kampung KB tersebut, dibuka sacara resmi oleh Camat Balanipa, Arifin Halim
S.Sos, yang dihadiri Kasubid Advokasi Hubailila BKKBN Sulawesi Barat, Rusdianto
SE.M.Si, Kepala BKKB PP, Polewali Mandar, Rahmadi SH.MM, AKP.Sultan yang mewakili
Kapolsek Tinambung, Haidir Djalil, Kepala Desa Sabang Subik, serta Ketua
Penyuluh Keluarga Berencana Sulbar (IPeKB), Ridwan Hilal S.Ag MM.
Ketua IpeKB Sulbar, Ridwan Hilal,
menyebutkan, bahwa dari 2775 jiwa penduduk Desa Sabang Subik, yang terdiri dari
706 Kepala Keluarga, sebanyak 221 jiwa masyarakat yang Ikut Program KB. Menurut
Ridwan, hal ini berarti kesadaran masyarakat Desa Sabang Subik dalam mendukung Program
Keluarga Berencana (KB) patut diacungkan jempol.
Keluarga yang sudah melaksanakan Program
KB akan dibagi dalam beberapa kelompok, yakni kelompok tani, kelompok nelayan, atau
pun kelompok tenun. Semua kelompok tersebut akan difasilitasi menjadi kelompok
binaan. Sejumlah kelompok tersebut dibuatkan SK oleh kepala desa setempat untuk
didaftar ke pusat. Kelompok yang sudah terdaftar akan diprogramkan untuk
mendapat bantuan pembinaan dari BKKBN dan instansi terkait lainnya.
Menurut Rahmadi, Kepala BKKB PP
Polewali Mandar, pihaknya sangat mengharapkan pencanangan Kampung KB ini dapat
dilaksanakan secara terpadu oleh semua instansi dan lembaga terkait lainnya,
agar dapat mewujudkan keluarga kecil berkualitas yang dapat meningkatkan derajat
kesehatan.
Ditempat yang sama, Kasubid Advokasi
Hubailila, Rusdianto, menyebutkan, bahwa Kampung KB bukan semata – mata hanya untuk
mengajak masyarakat masuk program KB. Tapi, hal ini merupakan inisiatif Bapak Presiden
Jokowi bagaimana dapat melaksanakan pembangunan dimulai dari desa. Beliau
mengharapkan bagaimana memadukan atau meng-sinergikan program KB dengan program
– program yang lain. “Karena selama ini kita susah mencapai tujuan, karena kita
jalan sendiri – sendiri, makanya tidak efektif dan efisien,”sebut Rusdianto. (try/arj)