
Proses pemeriksaan sapi di kawasan Pelabuhan Palipi, Majene.
Majene, mandarnews.com – Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sulawesi Barat memberi apresiasi kepada mahasiwa Unsulbar Program Studi Peternakan yang terlibat, ikut serta dalam pemeriksaan Sapi di kawasan Pelabuhan Palipi, Majene. Keikutsertaan para mahasiswa tersebut sebagai bagian dari praktikum lapang kuliah angkatan 2021.
Dokter Hewan Karantina Ahli Muda, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sulawesi Barat, drh. I Gusti Bagus Ari Purwanda menyampaikan apresiasi terhadap mahasiswa Peternakan Unsulbar yang antusias mempraktekkan pengambilan sampel darah sapi di lapangan.
“Saya mengapresisasi adik-adik mahasiswa yang sudah mempraktekkan langsung teknik pengambilan darah dan pengenalan penyakit pada hewan Ruminansia besar,” kata drh. I Gusti Bagus, Minggu (19/5).
Sebelumnya, puluhan mahasiswa Peternakan Unsulbar angkatan 2021 melakukan praktikum lapang pemeriksaan Sapi yang akan dikirim dari pelabuhan Palipi, Majene Sulawesi Barat ke pulau Kalimantan, Sabtu, 19 Mei 2024.
Pelabuhan Palipi di kecamatan Sendana Majene menjadi salah satu pintu pengiriman Sapi.
Sesuai regulasi tentang pengiriman ternak, pemeriksaan menjadi ketentuan standar untuk memastikan semua hewan yang akan dikirim memenuhi syarat kesehatan dan layak dikonsumsi.
Mata Kuliah Ilmu Penyakit.
Pada kegiatan praktek pemeriksaan Sapi itu, para mahasiswa tersebut dibimbing langsung tiga dosen, masing – masing; drh. Deka Uli Fahrodi, M.Si, Taufik Dunialam Khaliq, M.Si
dan Ir. Agni Ayudha Mahanani, M.Pt., IPP.
“Menjelang lebaran Idul Qurban, pengiriman sapi biasanya meningkat, kami dari kampus senantiasa melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan pemeriksaan, ini tentu juga untuk memperdalam pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam pendeteksian penyakit Sapi,” kata drh. Deka.
Menurutnya, praktikum lapangan di pelabuhan Palipi itu sebagai bagian dari pembelajaran mata kuliah Ilmu Penyakit Ruminansia.
Ia menjelaskan, mahasiswa di kelas telah mempelajari secara teori tentang ciri Sapi yang sehat dan yang berpotensi penyakit. Di lapangan, mahasiswa kemudian mempraktekkan teori tersebut, mengenali ciri Sapi yang sehat dan berpotensi memiliki penyakit.
“Kami para dosen dan para mahasiwa tentu terbantu dengan kesediaan Balai Karantina Sulbar yang ikut membimbing dalam kegiatan itu, kolaborasi antara kampus dan pihak eksternal yang sangat berharga,” jelas drh. Deka.
Kegiatan praktikum Mata Kuliah Ilmu Penyakit Ruminansia berlangsung menarik, para mahasiwa antusias mengikuti dengan seksama setiap langkah-langkah dalam kegiatan pemeriksaan fisik sapi hingga pengambilan sampel darah sapi.
“Besar harapan kami, apa yang adik-adik mahasiswa dapatkan kemarin (Praktikum,-), bisa bermanfaat kelak bagi mereka untuk menjadi tenaga lapangan yang akan langsung terjun ke peternak – peternak,” tambah Drh. I Gusti Bagus.
(Mutawakkir/rls)