Kadinkes Majene dr. Rahmat Malik membuka rakor.
Majene, mandarnews.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Majene melakukan rapat koordinasi (rakor) pembinaan tentang Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dan Ketersediaan Obat, Rabu (26/7), di Kafe Tunda.
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Kepala Dinkes dr. Rahmat Malik, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju Suliyanto, serta para pengelola obat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan pengelola program di Dinkes Majene.
Ketua Panitia Nur Ekawati mengatakan, rakor RKO dilakukan untuk mengumpulkan data-data kebutuhan obat dari pengelola obat dan pengelola program. Sehingga, hasil akhir dari kegiatan ini akan mendapatkan data bahwa untuk Majene tahun depan dibutuhkan anggaran sekian dari proyeksi data dari hasil perhitungan RKO.
“Tahap sebelum tersedianya obat itu adalah kita harus melakukan perencanaan dulu. Kegiatan hari ini yang terkait RKO itu mengumpulkan semua teman-teman yang bertanggungjawab dalam hal perencanaan itu dan teman-teman pengelola program di Dinas Kesehatan. Di Dinas Kesehatan itu ada namanya program P2P, Kesmas ada pelayanan dan di Puskesmas itu terkait kebutuhan obat, bahan medis habis pakai (BMHP), dan pelayanan dasar,” jelas Nur Ekawati yang juga merupakan Kepala Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) Majene.
Dari hasil itu, nantinya Dinkes akan mempresentasikan dan kemudian diadvokasi ke pemerintah kabupaten bahwa tahun depan dibutuhkan anggaran sekian.
Sementara itu, Kepala BPOM Mamuju Suliyanto sebagai pemateri menyampaikan terkait penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).
“Kami memberikan materi ke teman-teman Dinkes, termasuk Puskesmas dalam rangka penerapan CDOB di IFK Majene. Ini perlu kita sampaikan ke mereka karena obat ini adalah komoditi sangat vital bagi manusia kalau tidak dikelola dengan baik dan nantinya bisa menjadi bahan yang berbahaya saat dikonsumsi,” jelas Suliyanto.
Ia berharap, dengan adanya rakor RKO, pengelolaan obat di Majene dilakukan dengan betul dan sesuai dengan standar yang ada, yaitu penerapan cara distribusi dengan baik.
“Kalau kita bicara masalah penanganan obat itu menyeluruh, mulai dari pengadaan, penyimpanan, penyaluran, termasuk juga pengolahan obat-obat yang kedaluwarsa atau rusak. Semua perlu diberikan perhatian khusus, karena pada saat kita mengolah obat yang tidak benar, termasuk juga pengolahan obat-obat yang rusak akan berbahaya bagi masyarakat. Sehingga ditakutkan dalam pengolahan obat rusak ini, selain bisa memberikan lingkungan yang tidak baik terhadap dinas kita, juga ditakutkan terjadi kebocoran sehingga mempengaruhi masyarakat. Penerapan CDOB inilah menjadi solusi. Makanya, semua harus SOP, mulai dari pengadaan, penyimpanan, distribusi hingga pemusnahan,” tandas Suliyanto.
Kepala Dinkes Majene dr. Rahmat Malik yang hadir pun mengapresiasi adanya kegiatan tersebut.
“Sejauh ini, pengelola obat yang ada di Puskesmas Majene, pengelola program terkhusus Kepala IFK Majene telah memberikan kinjerja yang baik,” ujar dr. Rahmat.
Ia juga berharap, dengan adanya kegiatan ini, semua pelayanan kesehatan di Majene dapat berjalan maksimal.
“Terima kasih kepada BPOM Mamuju yang selama ini terus membimbing sehingga pengelolaan obat yang ada di Dinkes Majene dapat berjalan dengan baik,” kata dr. Rahmat.
Usai memberikan sambutan, Kadinkes Majene didampingi Kepala BPOM Mamuju memberikan penghargaan terhadap tenaga kesehatan untuk pengelola pelaporan terbaik dengan indikator ketetapan data dan waktu pelaporan.
Penghargaan pertama diberikan kepada pengelola Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LP-LPO).
Penghargaan kedua diberikan kepada pengelola pelaporan vaksin dan penghargaan ketiga diberikan kepada pengelola pelaporan program tuberkulosis (TB). (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia