
Penampakan bibit kakao yang ditumpuk dalam bak truk.
Polewali Mandar, mandarnews.com – Pendistribusian puluhan ribu bibit kakao dari Dinas Perkebunan Sulawesi Barat (Sulbar), dengan anggaran puluhan miliar, ke salah satu kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar dari tempat pembibitan di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, hanya dilakukan dengan menumpuk bibit dalam bak truk layaknya batu bata, tanpa perlakuan khusus, seperti menggunakan peti atau keranjang agar kedudukan bibit stabil.
Penampakan bibit bertumpuk dalam bak truk itu langsung ditemukan saat mandarnews.com mendatangi lokasi truk pembawa bibit kakao tersebut, Kamis (28/8/2025).
Diduga akibat perlakuan tersebut, bibit kakao yang semestinya diterima masyarakat dalam keadaan segar yang ditandai dengan daun berwarna hijau, malah sampai ke penerima dalam kondisi beberapa daun kekuningan, bahkan kecoklatan dengan ranting mengering.

Salah satu bibit dengan daun kecoklatan yang diterima kelompok tani di salah satu kecamatan di Polewali Mandar.
Hal ini pun menuai sorotan tajam dari salah satu aktivis antikorupsi Polewali Mandar, Irfan, yang menegaskan pentingnya penyaluran bibit yang sesuai dengan ketentuan dan memastikan bahwa bibit yang didistribusikan kepada petani benar-benar berkualitas, layak tanam, dan sesuai standar.
“Penyaluran bibit kakao ini semestinya dilakukan secara transparan dan akuntabel. Bibit yang disalurkan harus benar-benar berkualitas, bukan asal-asalan. Ini menyangkut masa depan petani kita,” ujar Irfan ketika dikonfirmasi lewat aplikasi perpesanan, Jumat (29/8/2025).
Irfan juga mendesak aparat penegak hukum (APH) untuk melakukan pengawasan ketat terhadap proses pengadaan ini.
“Kami minta agar APH tidak ragu untuk melakukan pemeriksaan apabila ditemukan indikasi adanya penyimpangan hukum, baik dari pihak dinas terkait maupun rekanan penyedia bibit,” kata Irfan.
Kalau ada indikasi perbuatan melawan hukum, APH didorong untuk melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang terlibat.
“Jangan sampai anggaran besar ini justru dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok,” sebut Irfan.
Dirinya pun menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada integritas pelaksana dan komitmen semua pihak dalam menjaga tata kelola yang bersih dan profesional.
Mandarnews.com pun telah mencoba mengonfirmasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan bibit kakao, Muliadi, melalui panggilan langsung ataupun melalui pesan tertulis, namun keduanya tidak ditanggapi. (ilm)