Pembukaan pelatihan oleh Direktur Poltekkes Mamuju, H. Andi Salim, SKM, M.Kes.
Mamuju, mandarnews.com – Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Mamuju yang terdiri dari Masnaeni Ahmad, S.Psi., MA dan Syafruddin Ali Salaka, S.ST., M.Tr.Kep tergabung sebagai Tim Peneliti Kolaborator dalam AGS PREPARED Project untuk melakukan pengembangan Perangkat Kesiapsiagaan Psikologis Bencana (PREPARED Tool) melaksanakan pelatihan bagi relawan bencana dengan tujuan memperkenalkan PREPARED Tool serta melatih penggunaannya, Sabtu (18/3/23) di aula Poltekkes Kemenkes Mamuju.
Sebanyak 30 orang relawan bencana yang berasal dari BPBD Mamuju, Gema Difabel Mamuju, Public Safety Centre (PSC) dan Tagana Dinas Sosial Kabupaten Mamuju mengikuti kegiatan ini.
“Pelatihan ini dapat memberikan suplemen tambahan bagi relawan bencana terkait dengan aspek psikologis dalam menghadapi bencana. Dengan harapan relawan bencana yang mengikuti Pelatihan ini dapat menjadi trainer bagi masyarakat terkait kesiapsiagaan psikologis bencana ini,” harap, H. Andi Salim, SKM, M.Kes., Direktur Poltekkes Mamuju, saat membuka kegiatan Pelatihan.
Sementara itu, Masnaeni Ahmad, selaku Peneliti Kolaborator di Wilayah Mamuju menyatakan bahwa pelatihan berlangsung dari Pagi hingga sore diawali dengan materi kesiapsiagaan psikologis bencana. Serta materi penggunaan perangkat kesiapsiagaan psikologis bencana.
Setelah memperoleh materi, peserta pelatihan diminta untuk praktik penggunaan perangkat di dalam kelas dan praktik di lapangan.
PREPARED sendiri merupakan singkatan dari Psychological Preparedness Of At-Risk Indonesian Communities To Disaster, yang juga adalah judul penelitian kerjasama antara Fakultas Psikologi UGM, TDMRC Unsyiah Aceh dan Poltekkes Mamuju.
Penelitian yang didanai oleh Pemerintah Australia melalui Skema Hibah Alumni (Alumni Grant Scheme) yang diadministrasikan oleh Australia Awards in Indonesia, dilakukan pada di tiga wilayah yaitu Mamuju, Sleman dan Banda Aceh.
Sejumlah 704 responden telah dilibatkan yang terdiri dari kelompok tidak berisiko, penyandang disabilitas, lansia, ODHA dan kelompok berisiko lainnya. Pelatihan relawan merupakan rangkaian penelitian untuk melihat daya terima relawan bencana terhadap PREPARED Tool.
Rasbiana, salah satu peserta pelatihan yang juga Relawan Tim Reaksi Cepat (TRC) mengatakan bahwa Pelatihan ini sangat eksklusif karena memberikan materi yang belum pernah ia dapatkan dari pelatihan kebencanaan sebelumnya.
Ia juga menyimpulkan bahwa PREPARED Tool menjadi refleksi bagi dirinya sebagai relawan bencana untuk mampu membantu masyarakat yang terdampak bencana.
Syafruddin Syam, Ketua Gema Difabel Mamuju, menyatakan, pelatihan ini memberi ruang bagi kami (difabel), kaum disabilitas, untuk mampu mengeksplor potensi diri kami (kaum difabel) utamanya terkait kesiapan psikologis.
“Selain itu, topik kesiapsiagaan psikologis bencana ini perlu untuk diperhatikan oleh Pemerintah dalam mengedukasi masyarakat tentang kebencanaan,” imbuhnya.
Merujuk pada American Psychological Association (APA), bencana adalah sumber dari gangguan reaksi kognitif, emosional dan perilaku.
Respon psikologis menjadi pemegang peranan penting dalam menghadapi situasi bencana. Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa kesiapsiagaan psikologis bencana berbanding lurus dengan peningkatan kesiapsiagaan fisik dan materi serta peningkatan efektivitas manajemen stress selama situasi bencana, sehingga dapat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan mental pasca bencana.
“PREPARED Tool dapat digunakan sebagai self-report bagi individu yang menggunakannya untuk memahami tingkat kesiapsiagaan psikologis bencana dirinya. Pemahaman ini akan menjadi refleksi bagi individu terkait apa dan bagaimana ia harus merespon dalam situasi bencana. Perlu diingat bahwa perangkat ini tidak digunakan untuk kepentingan diagnosis,“ ujar Masnaeni Ahmad, Dosen Psikologi Poltekkes Kemenkes Mamuju.
(Mutawakkir/rls)