Majene, mandarnews.com – Berawal dari keberhasilan salah satu kelompok tani yang ada di Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene yaitu Kelompok Tani Makkareso dalam membudidayakan tanaman kemiri yang hampir setiap bulannya petani dapat memanen hasil dari tanaman kemiri.
Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Sulawesi Barat fakultas ekonomi melakukan termotivasi melakukan pendampingan terhadap kelompok tani tersebut agar pemanfaatan tanaman kemiri bisa lebih bernilai ekonomis. Dimana kelompok tani selama ini hanya menjual mentahan dari kemiri kepada tengkulak.
Ketua Tim PKM Unsulbar, Dosen Fakultas Ekonomi Herlina Ilyas, mengatakan setelah melakukan observasi awal secara langsung di Desa Onang, Kelompok Tani Makkareso hanya mengetahui tentang bagaimana membudidayakan tanaman kemiri kemudian hasil mentahan dari kemiri dijual kepada tengkulak dengan harga yang relative rendah tanpa memodifikasi olahan kemiri menjadi produk yang menjanjikan.
Menurutnya, dari aspek ekonominya tentu ini merugikan bagi kelompok tani tersebut. Dikarenakan komoditas ini dapat diolah menjadi beberapa produk seperti biji kemiri dapat diolah menjadi minyak kemiri dan ampas kemiri dapat diolah menjadi bumbu dapur yang nantinya menjadi nilai tambah ekonomi dari komoditas tersebut.
“Proses pembuatan minyak kemiri murni dimulai dengan pemilihan buah kemiri yang berkualitas. Kemiri yang dipilih haruslah matang dan bebas dari kerusakan untuk memastikan hasil minyak yang terbaik. Setelah dipilih, kemiri kemudian dikupas untuk memisahkan bijinya dari kulit. Langkah berikutnya adalah proses pengeringan biji kemiri. Pengeringan dapat dilakukan secara alami di bawah sinar matahari atau dengan bantuan oven hingga biji kemiri benar-benar kering. Pengeringan yang sempurna penting untuk menghindari kelembaban yang bisa merusak kualitas minyak,” jelas Herlina Ilyas, Sabtu (27/7/24) yang didampingi anggota Tim PKM Asnidar dari fakultas Ekonomi Unsulbar
dan Isdaryanti dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsulbar.
Lanjut Herlina, setelah kering, biji kemiri dihancurkan atau digiling menjadi pasta. Proses penggilingan ini dapat dilakukan dengan menggunakan blender atau alat tradisional.
Pasta kemiri kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan dipanaskan dengan api kecil. Pemanasan dilakukan secara perlahan sambil terus diaduk agar minyak kemiri keluar dari pasta. Proses ini biasanya memakan waktu cukup lama, tergantung pada jumlah kemiri yang digunakan.
“Saat minyak mulai terpisah dari ampas, minyak tersebut diperas dan disaring untuk memisahkan kotoran dan ampas kemiri. Minyak yang dihasilkan kemudian didinginkan dan disimpan dalam wadah bersih, siap untuk digunakan.
Minyak kemiri murni ini sering digunakan sebagai bahan perawatan rambut karena kaya akan nutrisi dan dapat membantu menguatkan serta menumbuhkan rambut. Selain itu, minyak ini juga digunakan dalam berbagai produk kosmetik dan kesehatan,” jelas Herlina.
Selanjutnya selain produk yang dihasilkan dari kemiri berupa minyak untuk kulit kepala, ampas kemiri juga dapat diolah menjadi suatu produk yaitu tepung kemiri.
Ampas kemiri, yang merupakan sisa dari proses pembuatan minyak kemiri, tidak langsung dibuang begitu saja.
“Ampas ini masih memiliki nilai manfaat tinggi dan dapat diolah kembali menjadi tepung bumbu, yang sering digunakan sebagai campuran dalam masakan,” lanjut Herlina Ilyas .
Langkah pertama dalam pengolahan ampas kemiri adalah memastikan bahwa ampas yang dihasilkan benar-benar bersih dari sisa minyak dan tidak mengandung kelembapan berlebih.
Ampas tersebut kemudian dikeringkan kembali, baik dengan cara dijemur di bawah sinar matahari atau menggunakan oven pengering. Pengeringan bertujuan untuk memastikan bahwa ampas benar-benar kering sehingga dapat digiling menjadi tepung halus.
Setelah proses pengeringan selesai, ampas kemiri digiling menggunakan alat penggiling atau blender hingga menjadi bubuk halus. Proses penggilingan harus dilakukan secara merata untuk menghasilkan tepung yang halus dan bebas dari gumpalan. Tepung ampas kemiri yang sudah halus kemudian disaring menggunakan ayakan untuk memastikan tidak ada partikel besar yang tertinggal.
Tepung ampas kemiri ini kemudian siap digunakan sebagai bumbu masak. Kandungan lemak alami yang masih tersisa dari ampas memberikan rasa gurih yang khas pada masakan. Tepung ini dapat dicampurkan ke dalam berbagai jenis masakan seperti rendang, opor, atau gulai, untuk menambah cita rasa.
Selain itu, tepung ini juga bisa dicampur dengan rempah-rempah lain untuk membuat bumbu siap saji yang praktis.
Terakhir, menurut Ketua Tim PKM Herlina Ilyas bahwa, pengolahan ampas kemiri menjadi tepung bumbu tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan nilai tambah pada produk sampingan dari proses pembuatan minyak kemiri.
Adanya kegiatan ini mendapat respon positif dari masyarakat setempat.
(Ptr/rls)