Saat Reporter Metro Tv, Desi Fitriani wawancara via telepon dengan Safaruddin bin Koni
Sulu, Filipina, Mandarnews.com – Dua Warga Negara Indonesia (WNI), Syafaruddin bin Koni (46 tahun) asal Poniang Tengah, Desa Tallu Banua, Kecamatan Sendana dan Syawal bin Maryam (38 tahun) asal Deking, Kecamatan Malunda Kabupaten Majene disandra kelompok Abu Sayyaf di perbatasan antara Malaysia dan Filipina sejak Sabtu 19 November 2016 silam.
Dua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Sulbar tersebut hingga kini masih disandra komplotan bersenjata. Dua hari lalu, Rabu 1 Februari 2017 salah satu media elektronik nasional, Metro Tv pada segmen berita Metro Hari Ini pukul 17.52 WIB berhasil menelepon salah satu korban sandra asal Majene, Safaruddin.
Berdasarkan informasi dari Safaruddin, kedua sandra asal Majene tersebut dalam keadaan sakit. Lewat sambungan telepon, Reporter Metro Tv, Desi Fitriani berbincang langsung dengan Safaruddin.
“Aku pun sakit-sakit ini ya terpaksa aku bangun bu. Pemerintah tidak pernah menolong kami bu untuk dapat keluar dari sini bu. Kami minta tolong bu, kami disimi tidak boleh berbuat apa-apa bu,” kata Safaruddin kepada Desi Fitriani.
Kelompok Abu Sayyaf memberikan waktu 10 hari kepada pemerintah Indonesia untuk pembebasan dua sandra asal Indonesia, Safaruddin dan Syawal. Salah satu anggota kelompok Abu Sayyaf yang tidak mau menyebutkan namanya itu meminta uang tebusan kepada Indonesia sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 15 miliar.
Berikut percakapan Desi Fitriani dengan salah satu anggota kelompok Abu Sayyaf yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
“Dua Sandra bersama anda, berapa tebusan yang anda mau?,” tanya Desi Fitriani.
“50 juta peso,” jawab anggota Abu Sayyaf.
“Apakah anda memiliki tenggat waktu?,” tanya Desi Fitrian lagi.
“10 hari dari sekarang (Rabu 1 Februari 2017),” jawab anggota kelompok Abu Sayyaf.
“10 hari dari sekarang?,” Desi Fitriani mengkonfirmasi kembali pernyataan anggota Abu Sayyaf.
Selain sandra dari Majene, kelompok Abu Sayyaf juga menyandra lima WNI lainnya. Diantaranya Handan, Subandi, Sudarlin yang masing berasal dari Sulawesi Selatan, La Hadi dan La Utu juga berasal dari Indonesia. Kelimanya hingga saat ini masih disandra di Sulu, Filipina Selatan. (Irwan)
Sumber : Metro Tv