Majene, mandarnews.com – Nama Kabupaten Majene kembali harum berkat prestasi yang ditorehkan pemudanya. Sebab, empat pemuda yang lulus pertukaran pemuda antar negara telah diumumkan. Tiga diantaranya dari Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Ketiga pemuda itu adalah Nanda Nahdiyah dengan negara tujuan India, Nurul Musabbihah ke Jepang dan Khairully Yahya ke Kanada. Sementara pemuda lainnya adalah Arif Budianto dari Polewali Mandar (Polman) dan akan berangkat ke Australia.
Meski tidak berangkat bersamaan, ketiga pemuda dari Majene itu telah dilepas secara resmi Bupati Majene, Fahmi Massiara. Pelepasan itu dirangkaikan dengan puncak peringatan Hari Jadi Majene (HJM) ke 472, Selasa 2017 kemarin
Menurut salah satu peserta, Nanda Nahdiyah, ketiga pemuda Majene itu tidak berangkat bersamaan. Ia sendiri akan berangkat, Rabu 23 Agustus 2017 pekan depan. Sebelum berangkat ke India, ia akan dapat pembekalan di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
“Saya berangkat tanggal 23.Pembekalan di Kemenpora 3 hari sebelum berangkat (ke India),” kata Nanda, Rabu 16 Agustus 2017.
Ia akan berada di India selama satu bulan. Berbeda dengan rekan-rekannya. Musabbiha dan Arif akan berangkat bulan Oktober. Musabbiha akan berada di Jepang selama tiga bulan dan Arif di Australia selama empat bulan.
Sementara Rully akan berangkat November mendatang dan akan berada di Kanada selama 11 bulan. Lanjut Nanda, kesempatan itu akan ia manfaatkan untuk promosikan Mandar, khususnya Majene. Seperti memperkenalkan budaya dan pariwisata Majene bagi negara tujuan dan sesama peserta dari negara-negara ASEAN.
“Saya juga sudah siapkan baju pokko lengkap untuk saya pakai dan pamerkan disana. Ada juga kami siapkan cenderamata kenegaraan, cenderamata untuk sesama peserta dari luar negeri dan oleh-oleh khas Mandar untuk peserta sesama delegasi Indonesia,” ujarnya.
Imam Ahmad Zulkarnain, alumni pertukaran pemuda untuk Cina berharap banyak untuk para peserta tahun ini. Ia berharap, peserta bisa lebih memasarkan budaya dan pariwisata yang ada di Majene.
“Karena intinya itu cross culture understanding, persilangan kebudayan. Jadi bagaimana mereka membuat kebudayaan daerah kita bisa bersaing,” kata Imam.
Sementara itu, Bupati Majene, Fahmi Massiara mengatakan, seluruh peserta tersebut akan terima pembekalan sebelum berangkat agar bisa lebih maksimal saat berada di negara tujuan. Ia menyebutkan, pihaknya akan membantu pemuda dari Majene tersebut.
“Ya sedapat mungkin kita juga dapat berpatispasi berupa subsidi kepada mereka sehingga lancar di tempat negara tujuan,” kata Fahmi Massiara di Rumah Jabatan Bupati, kemarin.
Foto bersama peserta, bupati dan alumni
Kendala yang Dihadapi
Para pemuda berprestasi ini bukannya tidak menemui kendala. Beberapa hal tersebut seperti kendala biaya untuk promosi budaya dan pariwisata di negara tujuan. Menurut Nanda, pihak Kemenpora hanya menanggung semua tiket pesawat dan akomodasi. Tapi biaya promosi tidak.
Oleh karena itu, ia bersama dua rekannya dari Majene menemui Bupati dan Wakil Bupati Majene, Fahmi Massiara dan Lukman terkait hal tersebut. Alhasil, Fahmi Massiara mengusulkan hal tersebut ke Badan Perencana Daerah (Bapeda).
“Kalau bantuan secara langsung dari Pak Bupati belum ada. Tapi beliau bilang, akan dibantu melalui anggaran perubahan dan sumbernya itu dari Bapeda,” kata Nanda.
“Saya menaruh harapan besar dengan bantuan Pak Bupati. Proposal ku sudah masuk tapi masih menunggu hasilnya keluar di anggaran perubahan,” harap Nanda.
Selain itu, Nanda membuka peluang bagi warga Majene dan Sulbar yang punya usaha. Seperti percetakan, baju kaos, makanan dan minuman yang tahan lama untuk dipromosikan di India.
“Bahasa kasarnya dititip untuk diendorse kak,” ujarnya. (Irwan Fals)